Dalam sebuah ruang kuliah di gedung Jurusan Seni Pertunjukan dalam Fakultas Pendidikan Sosial di Universitas Myongji, Seoul, sekelompok siswa sedang berlatih bernyanyi. Para siswa siswi yang hadir semuanya diterima melalui proses ujian khusus untuk para pembelot Korea Utara. Setiap pendatang dari Korea Utara, terlepas dari usia dan latar belakang akademisnya, dapat masuk ke jurusan itu apabila mereka tertarik pada musik, vokal, piano, akting atau tarian.
Sekarang, sebanyak 50 orang siswa Korea Utara terdaftar dalam jurusan seni pertunjukan. Sebagian mereka mulai belajar agak lambat dan mereka memiliki banyak kesulitan di sekolah akibat perbedaan budaya dan kekurangan pengalaman. Tapi mereka sedang bermimpi melalui pelajaran musik dan akting. Proses belajar agak lambat karena siswa siswi Korea Utara harus mempelajari bagaimana mengucapkan dialog secara benar dan bertindak secara tepat. Tapi mereka tidak pernah tertinggal dari orang lain dalam hal antusiasme. Melalui berbagai pengalaman yang tidak langsung di panggung, pembelot Korea Utara belajar bagaimana beradapatasi di Korea Selatan.
Para siswa punya ambisi untuk menghubungkan seni Korea Selatan dengan Korea Utara pasca unifikasi. Kami berharap agar para siswa pembelot Korea Utara akan mencapai impian mereka, yang tidak dapat mereka wujudkan di negara komunis itu, dan pertunjukan mereka akan menginspirasi dua Korea untuk berkomunikasi satu sama lain secara alami.