Tiga puluh lima tahun telah berlalu setelah jenis pementasan kreatif yang berdasarkan pertunjukkan tradisional dinamakan 'Madangnori' dipentaskan pada tahun 1981 lalu. Madangnori mulai disajikan oleh kelompok teater Michu, dan mereka menyajikan pementasan terakhir pada tahun 2010 lalu. Kelihatannya, Madangnori hilang di dalam sejarah, namun sejak tahun 2014 lalu, Kelompok Changgeuk Nasional Korea tetap menyajikan Madangnori.
Pementasan tgl.8 Desember lalu berjudul 'Datanglah Nolbo' adalah karya ketiga oleh Kelompok Changgeuk Nasional Korea setelah 'Datanglah Simcheong' tahun 2014 dan 'Datanglah Chunhyang' pada tahun 2015 lalu. Rata-rata 94% tempat duduk penuh, dan jumlah penonton mencapai 86 ribu orang. Demikianlah, Madangnori memperokokoh posisinya sebagai pementasan yang disajikan baik pada akhir maupun awal tahun. Sambil melihat tempat duduk yang penuh dengan para penonton, direktur kesenian Kim Song-nyo merasa terharu. Dia merasa senang sekali karena Madangnori yang dia sajikan selama 30 tahun tetap terjaga hingga saat ini.
Berbeda dengan Changgeuk yang menyajikan kisah berdasarkan Pansori melalui akting para aktor, Madangnori menampilkan segala jenis pertunjukan tradisional di sela pementasan seperti tarian topeng, lantunan lagu, akrobat di atas tali, dll. Nah, mari kita dengarkan kisah aktris Kim Song-nyo bagaimana dia memulai Madangnori, dan bagaimana dia mengubah Kelompok Changgeuk Nasional Korea.