Master Hong Sung-hoon sedang melakukan tuning untuk organ pipa yang akan dipasang di sebuah gereja di Yangpyeong, Provinsi Gyeonggido. Itu bukan organ yang biasa portabel, melainkan organ pipa atau orgel. Karenanya, para pemain sering mengunjungi gereja itu untuk memainkan orgel tersebut. Permainan orgel yang tuningnya baru selesai dimulai. Pada siang hari itu, ruang gereja yang kosong menjadi ruang khusus bagi pemain orgel. Setiap saat pemain menyentuh orgel, pipa organ mengeluarkan suara yang menggema.



Para pemain menyukai orgel di gereja itu karena desain dan strukturnya yang khas. Pipa dan organ biasanya saling berhadapan dengan jarak tertentu, sehingga permainan bisa didengar dengan lebih jelas, serta bentuk pipa juga dipasang seperti sebuah lukisan. Master yang menyimpan emosi gaya Korea di dalam orgel tiada lain adalah master Hong Sung-hoon. Dia satu-satunya 'orgel baumeister' di Korea Selatan. Ukuran orgel mencapai beberapa meter hingga puluhan meter, serta beratnya juga mencapai beberapa ton, sehingga pembuatan orgel diekspresikan seperti membangun sebuah bangunan. Orang yang membuat orgel disebut sebagai 'orgel baumeiser' dalam bahasa Jerman. 'Orgelbau' juga berarti 'membuat orgel.'



Ruang kerja Hong Sung-hoon terletak di Yangpyeong, Gyeonggido, dan di dua buah ruang kerja yang tingginya mencapai 10 meter, orgel dibuat. Ruang kerjanya selalu penuh dengan debu karena dia mengerjakan pemotongan pipa dan kayu di sana. Sudah 16 tahun berlalu setelah dia menyediakan ruang kerja dan membuat orgel di Korea Selatan. Sebenarnya, dia seorang anggota dari Kelompok Tarian Kota Seoul, namun pada waktu itu, dia tidak pernah mengira dia berada di ruang kerja orgel, bukan di atas panggung musikal. Nah, mari kita dengarkan kisahnya melalui Sumber Inspirasi Budaya.