Menyambut hari peringatan Gerakan Demokratisasi Gwangju 18 Mei, Presiden Moon Jae-in mengungkapkan bahwa masyarakat Korea Selatan mengenang Gwangju di masa lalu sembari menyaksikan situasi di Myanmar hari ini.
Di dalam pesan yang dituliskan di sosial medianya, Presiden Moon menyampaikan bahwa dirinya berharap agar semangat jurnalis Jerman Jürgen Hinzpeter yang mengungkap tragedi Gwangju di masa lalu kepada dunia dapat menjadi harapan bagi masyarakat Myanmar.
Ditambahkan pula, demokrasi, hak asasi manusia, dan perdamaian di bulan Mei ini akan tersebar ke seluruh dunia dengan semangat tinggi dan bukan hanya di Gwangju pada masa lalu saja. Masyarakat Korea Selatan semakin dekat pada kebenaran tragedi Gwangju, dan dirinya berterima kasih kepada orang-orang yang tidak mengabaikan pengungkapan kebenaran.
Moon mengatakan bahwa minggu lalu seorang mantan tentara bersaksi dengan penuh keberanian bahwa para tentara menembakkan senapan mesin ke arah warga sipil.
Dia juga menekankan bahwa hati dan perasaan warga sipil yang ingin menjaga dan melindungi sesama tetangga adalah semangat demokrasi. Hati serupa membawa demokrasi ke Korea Selatan, menjadi dasar Revolusi Lilin, dan saat ini menjadi kekuatan untuk melawan COVID-19.
Moon juga menyampaikan rasa terima kasih dan hormatnya kepada para pejuang demokrasi dan keluarga yang ditinggalkan.