Harga konsumen bulan Juli naik sebesar 2,6 persen dibandingkan satu tahun lalu, dan tetap mengalami kenaikan di kisaran 2 persen sejak bulan April lalu.
Harga konsumen mencapai puncaknya pada bulan Mei dengan kenaikan 2,6 persen, dan kemudian menurun ke 2,4 persen pada bulan Juni, namun kembali naik ke 2,6 persen pada bulan Juli ini.
Kondisi itu berbeda dengan perkiraan pemerintah yang mengatakan kenaikan harga konsumen tidak akan tinggi pada semester kedua karena efek dasar yang telah berkurang.
Khususnya, harga hasil pertanian, perikanan dan peternakan, minyak bumi, dan produk jasa bersumbangsih pada kenaikan harga konsumen.
Harga produk jasa mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 2,7 persen, yang tertinggi sejak bulan November tahun 2018 lalu.
Harga bensin dan solar mengalami kenaikan kurang lebih 20 persen.
Seorang pejabat Badan Pusat Statistik Nasional Korea, Eo Woon-seon, mengatakan, "Kenaikan hasil pertanian, perikanan, dan peternakan sedikit menghadapi stagnasi, namun harga produk jasa, bahan makanan olahan, listrik, gas, air, dan lainnya meningkat."
Pihaknya memperkirakan bahwa harga produk jasa akan terus naik, namun harga konsumen pada kuartal ketiga tidak akan lebih tinggi dibandingkan kuartal kedua akibat stagnasi harga hasil pertanian, peternakan, dan perikanan.
Namun, gelombang panas, topan, kenaikan harga bahan baku internasional, penyebaran COVID-19, dan faktor lainnya akan tetap menyebabkan ketidakstabilan harga konsumen.