Dua demonstrasi berbeda digelar pada hari Kamis (25/11) di depan rumah sakit di Seoul, di mana altar peringatan untuk mendiang Presiden Chun Doo-hwan diletakkan. Mantan Presiden Chun meninggal dunia pada Selasa (23/11) di usia 90 tahun.
Sebuah grup demonstran yang terdiri dari 20 orang dari sebelas kelompok sipil, termasuk korban Gerakan Demokratisasi Gwangju, melakukan pawai dari Universitas Yonsei hingga ke Rumah Sakit Severance.
Sebelum tiba di rumah sakit itu, para demonstran menggelar sebuah konferensi pers dan menyerukan keluarga Chun untuk membuat permintaan maaf kepada mereka yang menderita di bawah pemerintahan Chun. Mereka juga mendesak agar kekayaan mantan presiden itu yang didapat dari tindakan ilegal dikembalikan kepada para korban dan negara.
Dikatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan demonstrasi hingga hari Sabtu (27/11), saat jasad Chun disemayamkan.
Pada hari Kamis (25/11), sebuah kelompok pendukung Chun menggelar aksi unjuk rasa dekat Rumah Sakit Severance dan menuntut diadakannya pemakanan kenegaraan dan agar jenazahnya disemayamkan di Pemakanan Nasional Seoul.
Pemerintah telah memutuskan untuk tidak menggelar pemakanan kenegaraan bagi Chun.
Tidak terjadi kerusuhan di antara kedua pengungjuk rasa tersebut yang digelar pada waktu yang berbeda.