Kalangan dokter masih tetap diam dan tidak memberikan respons apapun selama tiga hari setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengajak untuk berdialog.
Kantor Kepresidenan melaporkan, bahwa pihaknya tengah mengupayakan dialog itu dengan menghubungi masing-masing kalangan dokter secara individu.
Pemerintah pada hari Kamis (04/04) mendesak kalangan dokter untuk segera berdialog dan pihaknya bersedia untuk mendengarkan pendapat mereka.
Akan tetapi kelompok dokter belum memberikan respons apapun setelah menyatakan tidak akan menanggapi ajakan presiden untuk berdialog dalam kondisi di mana tuntutan mereka untuk pembatalan penambahan kuota mahasiswa baru fakultas kedokteran tidak diterima.
Komite Darurat Asosiasi Dokter menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik usulan presiden untuk berdialog, namun menekankan, jika ingin menunjukkan keseriusannya, pemerintah harus terlebih dahulu menghentikan proses penambahan kuota mahasiswa baru fakultas kedokteran yang sedang berlangsung.
Di tengah kondisi itu, kekosongan layanan medis telah berlangsung lama sehingga perawatan darurat pun menjadi terdampak.
Pemerintah menyatakan bahwa saat ini 15 dari 43 pusat layanan trauma tidak sanggup untuk memberikan perawatan darurat yang serius dalam ranah kebidanan, ginekologi, dan oftalmologi.
Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang masa kerja 110 dari 154 orang dokter kesehatan masyarakat dan dokter militer yang disalurkan pada bulan lalu selama satu bulan dan sisanya akan diganti.
Bersama dengan hal itu, pemerintah menetapkan 47 dari 168 rumah sakit sebagai rumah sakit kerja sama untuk pengobatan penyakit kanker, agar pasien kanker dapat diobati di rumah sakit dekat rumah mereka.