Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif Korea Selatan ke-22 telah berakhir dengan kemenangan besar dari partai oposisi utama, Partai Demokrat (DP) Korea. 

Dengan kemenangan tersebut, DP meraih kemenangan ketiga secara berturut-turut sejak Pemilu ke-20 dan berhasil memperoleh kemenangan mayoritas untuk kedua kalinya di Majelis Nasional setelah Pemilu ke-21.

DP berhasil memperoleh 161 kursi distrik, termasuk lebih dari 100 kursi di wilayah ibu kota dan sekitarnya.

Perolehan suara DP dari wilayah Chungcheong lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan pesaing utamanya, Partai Kekuatan Rakyat (PPP).

Bila Partai Persatuan Demokratik, yang merupakan partai perwakilan proporsional dari DP Korea memperoleh lebih dari 10 kursi seperti perkiraan, partai oposisi dapat menduduki lebih dari 170 kursi di Majelis Nasional Korea Selatan.

Kekecewaan masyarakat Korea pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol dinilai telah memberikan kesempatan kepada DP untuk memenangkan pemilu kali ini.

Partai berkuasa, Partai Kekuatan Rakyat (PPP) hanya memperoleh 90 kursi di parlemen. Jika partai perwakilan proporsionalnya, Partai Masa Depan Rakyat memperoleh 10 kursi, PPP akan mampu melindungi 100 kursi, yang menjadi batas supermayoritas, atau lebih dua per tiga kursi yang dibutuhkan DP untuk melakukan pengesahan dan pemblokiran amandemen konstitusi.

Dalam pemilu legislatif kali ini, Partai Masa Depan Baru, Partai Reformasi Baru dan Partai Progresif memperoleh masing-masing satu kursi. Namun, Partai Keadilan Hijau gagal memperoleh kursi dalam pemilu kali ini.