Korea Utara telah melaksanakan latihan taktis serangan balik nuklir pertamanya yang melibatkan sejumlah peluncur roket super besar, di bawah arahan langsung Kim Jong-un.

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) melaporkan pada hari Selasa (23/04) bahwa Korea Utara melakukan latihan itu pada hari sebelumnya untuk berlatih mengoperasikan sejumlah peluncur roket super besar di bawah sistem manajemen senjata nuklir nasional, yang disebut "Haekbangashoe" atau "Pemicu Nuklir."

KCNA mengatakan bahwa latihan tersebut merupakan "peringatan yang jelas" untuk para musuh, dan mengecam latihan militer gabungan baru-baru ini yang dilakukan antara Korea Selatan dan AS sebagai provokasi militer yang terus menerus dilakukan oleh pasukan musuh.

Selama latihan pada hari Senin (22/04), unit-unit tersebut dilaporkan berlatih untuk beralih ke postur serangan balik nuklir jika alarm krisis nuklir tingkat tertinggi bernama "Hwasanpalryong," dikeluarkan. 

KCNA mengatakan bahwa roket yang diluncurkan terbang sejauh 352 kilometer sebelum menghantam pulau target dengan akurat, dan Kim sangat memuji kesiapan senjata serangan nuklir taktis yang disebut "paling kuat" dan menyatakan kepuasannya atas latihan itu.

Laporan ini muncul sehari setelah Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan Korea Utara menembakkan sejumlah rudal balistik jarak pendek dari sebuah daerah dekat Pyongyang ke Laut Timur sekitar pukul 15.00 hari Senin kemarin.