Musim hujan yang sudah berlangsung selama satu bulan sejak 25 Juni lalu, tampaknya telah berakhir di Korea Selatan.
Badan Meteorologi Korea Selatan mengumumkan bahwa seiring dengan sistem tekanan tinggi yang meliputi sebagian wilayah Korea, musim hujan dinyatakan berakhir di pulau Jeju pada hari Selasa (25/07) dan di wilayah lainnya, pada hari Rabu (26/07).
Selama musim hujan kali ini, total jumlah curah hujan di seluruh negeri mencapai 641,4 milimeter, lebih dari dua kali lipat rata-rata tahunan yakni 300 milimeter. Bahkan curah hujan secara kumulatif tergolong paling banyak dan jumlah hari yang dilanda hujan berada di posisi kedua sejak data terkait mulai dikumpulkan pada tahun 1973 silam.
Hujan lebat yang mengguyur dalam musim hujan kali ini juga menimbulkan dampak yang cukup besar, seperti timbulnya korban jiwa dengan total mencapai 47 orang dan 3 orang lainnya yang masih hilang. Serta sebanyak 20 ribu orang sempat dievakuasi dan 1.600 pengungsi lainnya masih belum kembali ke rumah mereka.
Pemerintah memutuskan untuk memberikan subsidi tambahan senilai 13 juta won bagi 9 kota dan provinsi yang mengalami kerusakan serius akibat hujan deras, menyusul bantuan pertama sebanyak 10,64 miliar won pada 17 Juli lalu.
Pejabat cuaca memperingatkan bahwa temperatur bisa lebih tinggi dari rata-rata di seluruh Korea Selatan mulai hari Rabu (26/07) dan seterusnya hingga pekan mendatang.
Kelompok warga lanjut usia dan pekerja yang menghabiskan waktu di luar ruangan disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari langsung, khususnya sengatan panas.