Belakangan ini, para investor Korea Selatan berbondong-bondong melakukan investasi dalam bentuk token digital atau Non-Fungible Token (NFT ) yang tidak dapat ditukarkan, namun dapat diperjual-belikan.
 
NFT bisa berfungsi sebagai alat autentikasi dengan kode enkripsi di file digital seperti video atau foto, yang kini tengah menikmati popularitas di pasar aset digital. NFT dinilai sebagai sebuah token utuh tersendiri. Dengan demikian pada prinsipnya, semua aset dapat dijual dengan menggunakan NFT, baik seni, game, video, musik, dan lainnya.
 
Ada sebuah perusahaan rintian yang baru-baru ini memutuskan untuk merintis bisnis baru yang menyediakan layanan lelang real estat dengan menggabungkan teknologi informasi, yakni bisnis konsultasi NFT.
 
Selain perusahaan itu, NFT yang tampak dimulai di industri game, sedang mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dalam beberapa waktu belakangan, dengan menyebar ke berbagai bidang seperti bisnis hiburan dan real estat.
 
Ini adalah cara membuat dan memperjual-belikan berbagai file digital, seperti foto dan video selebriti, bahkan real estat di ruang virtual, menggunakan NFT.
 
Cuitan pertama sebanyak satu baris yang diunggah oleh pendiri Twitter, baru-baru ini terjual seharga 3,2 miliar won. 
 
Para ahli mengatakan bahwa pasar di mana semua imajinasi bisa menjadi komoditas telah terbuka, tidak terbatas pada wilayah, bahkan semua orang di seluruh dunia memiliki kesempatan untuk saling melakukan bisnis satu dengan yang lainnya.
 
Namun di sisi lain, ada banyak kekhawatiran karena masih belum adanya peraturan terkait. Dengan demikian, terdapat potensi besar untuk terjadinya sengketa kepemilikan produk digital dengan NFT.
 
Demikian pula, tidak adanya standar harga dan tempat transaksi resmi serta sifatnya yang sangat spekulatif dapat membuat harganya anjlok sewaktu-waktu.