Setelah munculnya Chat GPT pada akhir tahun 2022 lalu, teknologi kecerdasan buatan (AI) kini terus berkembang dengan cepat di beberapa sektor kehidupan. 

Pada saat ini, AI dengan cepat masuk ke dalam aspek kehidupan manusia sehari-hari dan sektor industri pun turut mengalami penyesuaian akan hal itu.

Sebuah kamera kecil yang dipasang di bawah panggung grup idola mampu menghasilkan gambar yang menakjubkan, baik dari sisi seluruh panggung maupun aksi atau wajah dari anggota grup secara bersamaan. Sehingga keunggulan teknologi AI tersebut dapat menyediakan  'fancam' atau perekaman secara langsung. 

Pembuatan fancam dinilai cukup rumit, namun dengan bantuan dari kecanggihan AI dapat membuat hal menjadi lebih mudah, termasuk mengurangi waktu untuk proses pengeditan. 

Selain itu, AI juga dapat merangkum isi surat kontrak yang terasa rumit, dan belakangan ini pun telah tersedia 'AI portabel' yang dapat dipasang di notebook atau telepon pintar. 

Pangsa pasar AI dalam negeri Korea Selatan diperkirakan dapat melampaui angka 4 triliun won pada tahun 2027 mendatang. 

Perusahaan telekomunikasi dan eletronik dalam negeri Korea Selatan pun kini mulai bersaing untuk menyediakan infrastruktur terkait AI yang mencakup dana layanan berbasis AI.

Namun, konflik sosial terkait AI dinilai perlu untuk cepat diselesaikan karena ada keprihatinan beberapa profesi yang berpotensi besar akan tergantikan oleh AI, dan juga ada kontroversi terkait hak paten data AI atau kepercayaan terhadap AI yang juga terus bermunculan. 

Seorang profesor dari KAIST mengatakan, bahwa AI kadang-kadang mengeluarkan pandangan yang condong, sehingga hal tersebut harus dilengkapi bersamaan dengan penyediaan perubahaan terkait jenis pekerjaan.

Banyak pihak yang mengkritik bahwa konsep roadmap AI harus cepat disediakan untuk menciptakan daya saing global yang komprehensif serta meminimalkan dampak negatif dari AI itu sendiri.