Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

6 Juta Pedagang Swasta Boikot Produk Jepang

2013-03-03

Warta Berita

6 Juta Pedagang Swasta Boikot Produk Jepang
Sejumlah 6 juta pedagang swasta dalam negeri telah menyatakan pelaksanaan pemboikotan terhadap berbagai produk Jepang. Pemboikotan tersebut dilaksanakan untuk memprotes pencobaan Jepang untuk merampok kedaulatan pulau Dok melalui pelaksanaan ‘Hari Takeshima’ di provinsi Shimane, Jepang.

Federasi konsumsi perlindungan area pasar perdagangan kecil yang memiliki 6 juta anggota menyatakan bahwa 80 organisasi dalam negeri bersama organisasi pertokoan lokal, Aliansi Perilaku Kewarganegaraan Pemilih, dll. memutuskan untuk tidak membeli atau menjual produk-produk Jepang mulai tgl.1 Maret.

Produk-produk Jepang yang diboikot pada kali ini adalah ‘rokok Mild Seven’, ‘bir Asahi’, produk bermerek Sony, Nikon, Toyota, Lexus, dll.

Kepala Federasi konsumsi perlindungan area pasar perdagangan kecil bernama Oh Ho-seok menegaskan bahwa pihaknya akan melaksanakan boikot kali ini mulai tgl. 1 Maret hingga pihak Jepang menginstropeksi diri terhadap sejarah masa silam dan menghentikan kegiatan merampok pulau Dok. Kepala Oh Ho-seok menambahkan bahwa 6 juta pedagang swasta akan melanjutkan kegiatannya untuk menunjukkan tekad guna melindungi pulau Dok.

Sementara itu, ‘Hari Takeshima’ sebelumnya merupakan sebuah acara daerah yang diselenggarakan oleh provinsi Shimane dengan menyatakan pulau Dok adalah milik Jepang. Namun pada tahun ini, dalam acara tersebut dihadiri pejabat tinggi dari pemerintah pusat Jepang yang menangani masalah wilayah dan konservatif Jepang sehingga tingkat acara tersebut meningkat setara acara pemerintah Jepang.

Terhadap pelaksanaan ‘Hari Takeshima’, pemerintah Korea Selatan segera mengecam secara resmi dan memanggil pihak terkait dari Keduataan besar Jepang ke kantor Kementerian Luar Negeri di Seoul dan memprotes secara keras. Bahkan, pihak Korea Selatan menyampaikan dokumen diplomatik yang mengandung tekad pemerintah Korea ke Jepang. Respon pemerintah kali ini merupakan respon pertama dari tingkat pemerintah terhadap pelaksanaan ‘Hari Takeshima.’

Ditengah suasana ‘Anti-Hari Takeshima’ disebarluaskan di dalam negeri Korea, pemboikotan produk Jepang pada kali ini akan mungkin menjadi kegiatan berskala besar dibandingkan sebelumnya. Karena, para anggota yang ikut dalam pemboikotan ini terdiri atas pemilik restoran, toko bir dan pihak supermarket yang menjual produk Jepang kepada konsumen secara langsung. Menurut data, para pedagang swasta tersebut menangani rata-rata 80% produk Jepang yang beredar dalam pasar Korea Selatan.

Mulai pekan ini, koperasi pedagang swasta tersebut menempelkan stiker anti-produk Jepang di seluruh tempat usaha yang berisikan ‘Jangan membeli dan jangan menjual produk Jepang’. Bahkan, mereka membujuk para konsumen untuk ikut ambil bagian dalam pemboikotan tersebut.

Sejauh ini, telah diadakan kegiatan pemboikotan terhadap produk Jepang selama beberapa kali, namun kegiatan itu hanya sampai menunjukkan rasa marah. Namun berbeda dari sebelumnya, target boikot kali ini adalah produk-produk yang laris dijual dalam negeri seperti bir, mobil, rokok, pakaian, produk elektronik, dll. Bahkan jika para pedagang swasta tidak menjual produk Jepang, jumlah penjualan pasti akan mengalami kerugian.

Sementara itu, beberapa kalangan merasa khawatir akan timbul dampak negatif terhadap ekonomi Korea akibat pemboikotan tersebut. Karena jika terjadi masalah pada perdagangan dan investasi kedua negara yang saling mempengaruhi secara besar,kedua pihak tidak dapat menghindari kerugian besar secara ekonomi.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >