Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Menjadi Suami Hantu Gadis

2017-12-27

Menjadi Suami Hantu Gadis
Pada zaman dahulu kala ada dua orang pria yang bersahabat baik sejak kecil. Namanya Sundol dan Dolse. Mereka selalu bersama dan saling membantu.

Pada suatu siang hari musim bunga Sundol dan sahabatnya, Dolse sedang duduk-duduk di bawah pohon di pinggir desa.

Mereka berdua masih bujang dan sangat ingin memiliki pacar dan menikah.

"Kapan aku dapat pacar dan bersenang-senang dengannya, ya."

Pada saat itu sebuah selebaran tiba-tiba jatuh dari langit dan si Dolse mengambil dan membacanya.

"Datanglah ke pondok di bukit, maka kamu akan dapat jodoh!"

Dalam selebaran itu ada gambar seorang gadis yang cantik sekali.
Ia rasanya belum pernah melihat gadis secantik itu.

"Gadis ini bukan manusia tetapi hantu! Mana mungkin manusia secantik ini? Ini pasti akal-akalan hantu!"

"Mana ada hantu di dunia ini? Gadis ini pasti manusia dan selebaran ini pasti juga dibikin manusia."


Si Sundol merasa aneh dan ada perasaan tidak enak. Ia mencoba menasihati sahabatnya agar tidak penasaran dengan hal yang tidak biasa itu.

"Kamu mau ke pondok itu? Kamu gila, apa? Ini perbuatan hantu! Aku takut!"

"Laki-laki nggak boleh takut. Harus berani! Kalau begitu, aku mau ke pondok itu sendiri saja."


Dolse pergi sendiri ke pondok yang ada dalam selebaran.

Pondok itu terletak di dalam hutan dan memang cukup menakutkan pada malam hari.

Ketika sampai di pondok seperti yang ada dalam gambar selebaran, si Dolse mulai merasa takut seakan-akan sesosok hantu akan muncul.

"Permisi, apakah ada orang di dalam ?"

Tidak ada yang menyahut dari dalam pondok. Dolse merasa semakin takut, namu dia mencoba memasuki pondok.
Pondok itu dihias dengan indah dan tersedia hidangan yang enak di tengah ruangannya.

Si Dolse yang kelaparan dalam perjalanan panjang mulai menyantapnya.

Hingga dia hampir selesai makan pun, tidak ada orang yang kelihatan di dalam pondok. Dia makin lama makin tegang dan mulai menyesal telah masuk ke pondok.

Hari sudah malam si Dolse memutuskan bermalam di pondok.

Sekitar tengah malam dia mendengar bunyi orang sedang berjalan di luar.

Dia mulai merasa ketakutan, tapi berusaha menenangkan dirinya. Lalu, dia menolehkan kepalanya ke arah bunyi suara itu.

Dia kaget karena di depannya berdiri sesosok hantu gadis berpakaian putih.

"Eh.... hantu, hantu gadis ..."

Mulut hantu itu berlumuran darah karena dia sedang memakan daging dan menghirup darah manusia yang dipegangnya.

Dolse sangat takut dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Selamat datang dan terima kasih karena kamu telah melakukan perjalanan yang lama ke sini."

Dolse tidak bisa berkata apa-apa karena ketakutan.

Wajah hantu gadis itu sangat jelek dan menyeramkan.
Dolse mulai lemas. Sekujur tubuhnya tidak dapat digerakkan. Dia tidak bisa melarikan diri.

Dia pun teringat bahwa hantu itu pasti telah memancingnya dengan gambar yang cantik.

'Aduh .... aku akan mati sia-sia di sini'

"Apakah kamu sudah makan dengan kenyang? Saya memang menyediakannya untukmu."


Si Dolse semakin tegang dan merinding.

"Ya. Bisakah ambilkan daging itu. Kelihatannya enak sekali!"

"Benar kamu mau makan yang itu?"


Hantu gadis itu terkejut karena hal itu belum pernah terjadi. Dia merasa masalahnya akan dapat diselesaikan.

Kemudian dia memotong sebuah daging berbentuk tangan dan memberikannya kepada si Dolse.

Anehnya, si Dolse tidak mencium rasa amis dari daging yang diberikan hantu itu.

Ketika dia menggigitnya, malah lebih terkejut karena itu bukan daging manusia tetapi kue berbentuk tubuh manusia.

"hmmm, Boleh saya minta sebelah kakinya juga!"

Si Dolse berkata demikian untuk menunjukkan keberaniaannya tapi sebenarnya dia tidak sanggup lagi memakannya lagi karena sudah sangat kenyang.

"Ini... silakan...silakan.... dengan sepuas kamu."

Tiba-tiba, wajah hantu itu berubah dan kembali ke wajah diri aslinya dan berkata kepada Dolse.

"Akhirnya aku menjumpai jodohku. Tahukah kamu berapa lama aku hidup di hutan ini untuk menemui jodohku yang berani? Kamulah yang bisa menjadi suamiku. Selama ini banyak orang yang berlari atau pingsan karena ketakutan."

Ketika hantu itu membuka pintu gudang, gudang itu dipenuhi dengan sepatu kali-laki.

"Ini semua adalah sepatu laki-laki yang telah berlari dari rumahku selama ini. Sebenarnya aku adalah putri ketiga di negeri ini. Aku dan ayahku sudah 2 tahun bersandiwara untuk mendapatkan suami yang berani. Kamulah yang patut menjadi suamiku."

"Tapi, aku orang yang sederhana di desa. Bagaimana aku bisa menjadi suami putri dan menantu raja?"

"Tidak, kamulah yang diinginkan ayahku. Jangan khawatir."


Mereka berdua segera ke istana dan mereka menikah dan hidup dengan bahagia.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >