Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Suami istri yang dungu

2018-01-24

Suami istri yang dungu
Alkisah, di sebuah desa kecil tinggallah sepasang suami istri. Mereka hidup dengan bertani. Mereka berdua adalah orang yang sangat rajin dan berhati baik.

Akan tetapi, sayangnya sang suami tidak begitu pintar apalagi untuk mengetahui hal-hal yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Oleh sebab itu dia sering ditertawakan orang lain.

Pada suatu hari sang suami pergi ke pasar dengan membawa segulung kain sutra yang ditenun oleh istrinya.

Istrinya berpesan kepada suaminya untuk membeli barang kebutuhan rumah tangga setelah menjual kain sutra.

Sang suami mengelilingi pasar sepanjang hari dengan membawa kain sutra dan menjelang senja akhirnya dia bisa menjualnya.

Selanjutnya dia membeli barang kebutuhan rumah tangga. Dia melihat-lihat toko-toko dan akhirnya berhenti di depan toko buah-buahan.

Dia baru pertama kali melihat buah semangka. Baginya buah semangka berwarna hijau terasa asing sekali.

Dia bertanya kepada penjual buah-buahan.

"Pak, apa benda yang bulat hijau ini ?"

Penjual buah menyadari pria itu sedikit dungu maka dia pun mempermainkannya.

"Ini telur keledai."

"Telur keledai? Kalau begitu, bagaimana cara menetaskannya?"


Penjual menahan tawanya dan menjawab.

"Kalau telur itu kamu tutupi dengan selimut di ruangan hangat, maka dia akan menetas."

Sang suami ingin sekali memiliki seekor keledai sehingga ia menetapkan hati untuk membelinya.

"Berapa harga telur keledai ini, Pak?"

"Harganya lima won, tapi kali ini saya jual dengan empat setengah won saja."


Sang suami pun memilih semangka yang besar lalu membawanya pulang.

Sang suami sangat gembira karena membeli telur keledai dengan harga murah.

Setelah sampai di rumah, dia menyerahkan semangka itu kepada istrinya.

"Ini telur keledai bu, tolong taruhl di dalam ruangan hangat dengan ditutupi selimut. Nanti dia akan menetas."

Sang istri pun belum pernah melihat semangka. Di menaruh semangka di dalam ruangan hangat sesuai dengan perintah suaminya.

Sang istri menghangatkan kamar supaya telur segera menetas. Sudah satu minggu berlalu. Si petani membuka selimut dan mencium bau busuk semangka.

"Saya membeli telur busuk...."

Dia membawa semangka itu ke bukit lalu membuangnya ke arah semak belukar. Waktu itu ada seekor keledai sedang memakan rumput di sekitarnya. Keledai itu terkejut dan berlari dari semak belukar.

"Wah... ternyata telurnya menetas..! Telur keledaiku menetas."

Dia pun membawa keledai itu ke rumahnya.

Tidak lama kemudian, pemilik keledai itu datang ke rumah suami istri dan memarahi mereka.

"Anda tahu betapa lamanya saya mencari keledai saya ini? Mengapa Anda membawa keledai saya?"

"Pak, ini keledai saya! Saya membeli telur keledai di pasar lalu disimpan di dalam ruangan hangat. Baru hari ini telur itu menetas. Dia keluar dari telur itu."


Sang suami dan istri pun melarang pemilik keledai membawa keledainya.

Si pemilik keledai memanggil orang-orang desa. Sang suami menceritakan seluruh kejadian itu. Setelah mendengar cerita petani itu, semua orang tertawa.

"Hei, kamu sudah tertipu oleh penjual buah-buahan itu. Yang kamu beli itu buah semangka. Mana mungkin keledai bisa keluar dari buah semangka?"

Dengan bantuan orang-orang desa, pemilik keledai itu dapat membawa pulang keledainya dengan selamat.

Sementara pasangan suami istri itu sangat kecewa dan merasa malu karena kebodohan mereka.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >