Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Perdana Menteri yang Hidup Hemat

2018-01-31

Perdana Menteri yang Hidup Hemat
Alkisah, tinggallah seorang pejabat tinggi yang sangat jujur di suatu negeri.

Ia pernah diasingkan di sebuah pulau terpencil karena difitnah oleh pengkhianat yang bekerja di kerajaan.

Namun demikian, kejujuran dan kehidupannya yang hemat membuat dirinya dinobatkan menjadi Perdana Menteri.

Suatu hari, seorang pria datang di rumah perdana menteri dan bertanya kepada pembantu rumah tangga perdana menteri yang sedang menyapu halaman.

"Apakah ini rumah perdana menteri? Ini ikan tenggiri. Sangat segar. Saya membawa ini untuk perdana menteri."

"Majikanku tidak mau menerima apa-apa. Pulang sajalah."

"Saya tidak mau meminta sesuatu. Ini hanya untuk mengucapkan rasa terima kasih saja atas jasa beliau untuk negara."


Pembantu perdana menteri tetap menolaknya. Dia punya pengalaman pahit karena pernah menerima bawaan orang-orang seperti itu.

Karena di luar sangat berisik, perdana menteri keluar dari kamarnya.

"Siapa yang datang?

"Bukan siapa-siapa, tuan."


Pembantu itu terkejut lalu segera menutup pintu gerbang rumah.

Pria itu bingung dengan bawaannya, lalu dia menggantungkan ikan itu pada gagang pintu.

Perdana Menteri tidak peduli dengan ikan yang digantungkan di pintu rumahnya saat ia keluar dan masuk.

Sementara sebagian pejabat pemerintah lainnya berpendapat perdana menteri tidak boleh dibiarkan hidup jujur dan hemat, karena dengan tidak menerima hadiah, membuat pejabat-pejabat lainnya pun tidak bisa menerima hadiah.

Karena itu, mereka memberitahukan kepada raja bahwa perdana menteri bukanlah orang yang hidup hemat setahu mereka.

Pada suatu hari tersebar kabar angin tentang perdana menteri. Kabarnya, di rumah perdana menteri ada banyak emas dan kain sutra yang mahal-mahal.

Raja yang mendengar desas-desus itu merasa tidak enak. Ia pun memutuskan mengunjungi rumah perdana menteri secara mendadak pada malam hari itu juga.

Setibanya di depan rumah perdana menteri, aroma busuk ikan tenggiri menyebar dan menyengat hidung.

"Bau busuk apa ini?"

Raja bertanya sambil menutupi hidungnya dengan tangan.

"Ada ikan tenggiri tergantung di gagang pintu rumah perdana menteri ini, Yang Mulia!"

Sang raja merasa ada sesuatu dengan ikan ini. Raja menyuruh pengawal yang mendampinginya untuk memberitahukan perdana menteri tentang kedatangan raja.

Perdana menteri sangat terkejut melihat kehadiran raja di rumahnya.

"Yang Mulia, kenapa Anda datang ke rumah hamba selarut malam ini tanpa memberitahukan saya?"

Perdana menteri segera mengantar raja ke dalam kamarnya.

"Perdana menteri, kenapa Anda menggantung ikan tenggiri di pintu masuk?"

"Itu milik orang yang kehilangan. Karena pemiliknya belum juga muncul, maka ikan itu digantung di sana."


Kemudian perdana menteri memanggil istri dan anak-anak perempuannya untuk memberi hormat kepada raja.

Namun, istri dan anak-anaknya panik karena mereka tidak memiliki pakaian pantas yang lengkap. Mereka menemukan 3 helai baju bagian atas dan 1 helai rok yang relatif bagus, tidak compang-camping.

Sewaktu mereka sedang bingung dengan pakaiannya, perdana menteri mendesak mereka agar segera masuk ke kamarnya untuk memberi salam kepada raja.

Istri perdana menteri mengatakan kepada anak-anaknya.

"Anak-anak, Ibu duluan ya yang memberi salam kepada raja. Nanti, ibu akan berikan rok ini kepada kalian bergantian untuk menghadap raja."

Sesudah bertemu dengan raja, istri perdana menteri segera ke tempat anaknya, lalu membuka rok dan diberikannya ke anak pertamanya.

Anak pertama pun menghadap raja dengan rok telah dipakai ibunya itu. Namun, roknya dipasang terbalik karena terburu-buru.

Setelah anak perempuan pertama mundur, terdengar bunyi berisik kemudian anak kedua perdana menteri masuk menghadap raja dengan memakai rok yang sama yang digunakan ibu dan kakaknya.

Rok itu terlalu panjang untuk anak kedua perdana menteri.

Sang raja menahan rasa ingin tertawa dan berkata.

"Perdana menteri benar-benar bersih dan jujur. Istri dan anak-anaknya saja hanya memakai satu rok! Siapa yang bilang di rumah perdana menteri ada banyak kain sutra bertumpuk-tumpuk?"

Sang raja merasa senang karena mempunyai pejabat yang jujur dan dapat menjadi teladan bagi rakyat.

Sang raja kemudian memberi kain sutra kepada keluarga perdana menteri sebagai hadiah.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >