Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Buah geluk menguntungkan

2018-02-14

Buah geluk menguntungkan
Alkisah, tinggalah seorang pria yang hidup bersama dengan istri dan orang tuanya di hutan. Mereka hidup dengan menjual kayu yang dikumpulkan pria itu di hutan.

Pada hari itu dia sedang mencari kayu bakar di hutan. Tiba-tiba sebuah geluk menggelinding ke depan si tukang kayu.

Tukang kayu segera mengambil dan memasukkannya ke saku bajunya sambil berkata.

"Ini akan aku berikan ibuku."

Tidak lama kemudian sebuah geluk menggelinding kembali di dekatnya dan ia memasukkannya ke sakunya.

"Ini buat ayahku."

Sebuah geluk kembali menggelinding ke dekatnya dan ia memasukkannya juga ke sakunya sambil berkata.

"Ini untuk istriku."

Lagi-lagi, satu buah geluk bergelinding ke dekatnya lagi.

"Wah, dapat lagi. Ini buat diriku”.

Dia tidak menyadari bahwa hari sudah beranjak malam karena asyik mengambil buah geluk.

Dia mulai khawatir bagaimana caranya bisa turun dari gunung dalam kegelapan malam seperti itu.

Saat tengah berjalan untuk pulang, dia melihat sebuah rumah dekil dari jauh.

"Baiklah, saya bisa menginap di rumah itu malam ini."

Rumah itu kosong dan dia mencoba berbaring di sebuah kamar. Tiba-tiba terdengar suara berisik dari luar rumah.

"Waduh... rumah ini tempat persembunyian perampok."

Tukang kayu segera menyembunyikan diri dalam bubungan. Tidak lama kemudian orang-orang berbadan besar memasuki rumah.

Mereka adalah gergasi raksasa pemakan manusia. Mereka mulai bermain-main sambil menyanyi dan menari. Mereka kemudian berkata.

"Lapar sekali. kita makan dulu."

"Setuju.. kita makan."

Setelah mereka berkata begitu, mereka memukul-mukulkan tongkat yang dipegangnya.

"Minta nasi!"

"Minta daging!"

Kemudian nasi dan daging muncul di hadapan mereka. Mereka makan dan minum dengan lahap.

Melihat mereka makan, si tukang kayu pun merasa lapar. Dia mengeluarkan buah geluk dari dalam sakunya. Bunyi pecahan kulit buah geluk itu terdengar juga oleh gergasi raksasa.

"Bunyi apa itu? Bunyi guntur?"

Si tukang kayu memecahkan satu buah geluk lagi dan gergasi-gergasi itu berpikir bubungan rumah itu akan runtuh.

Mereka ketakutan lalu segera meninggalkan rumah itu.

Si tukang kayu turun dari bubungan dan melihat tongkat ajaib milik gergasi yang ketinggalan.

Dia segera pulang dengan membawa tongkat ajaib itu.

Setibanya di rumah dia berkata sambil memukulkan tongkat.

"Minta emas! Minta perak! Minta uang!"

Tongkat ajaib itu mengeluarkan apa saja yang diminta si tukang kayu. Dengan demikian tukang kayu menjadi kaya.

Seorang tetangganya yang tamak mendengar peristiwa yang dialami si tukang kayu dan dia pun ingin memiliki tongkat ajaib itu. Jadi, ia pun pergi ke hutan.

Apa yang dialami dan dilakukan si tukang kayu itu pun dilakukan dia lakukan juga.

Dia mengambil semua buah geluk yang jatuh bergelindingan dan menyimpan di dalam saku.

Pada malam harinya, dia juga memasuki rumah usang dan dekil, kemudian menunggu gergasi-gergasi raksasa datang.

Setelah lama menunggu, gergasi-gergasi raksasa itu datang ke rumah itu dan mereka bermain dengan gembira.

Mereka juga meminta makanan dan minuman dengan memukul tongkat ajaib mereka.

Si tetangga yang ingin cepat mendapatkan tongkat ajaib memecahkan kulit buah geluk di atas bubungan rumah itu.

Bunyi yang keras itu terdengar oleh gergasi-gergasi raksasa.

"Rupanya orang yang bawa tongkat kita kemarin datang lagi loh."

Gergasi-gergasi raksasa mencari-cari sumber bunyi itu dan salah satu gergasi menunjuk bubungan rumah.

"Itu dia orangnya."

Gergasi-gergasi raksasa menurunkan tetangga tamak itu dari bubungan.

"Hei, pencuri tongkat! Kamu berani datang lagi, ya?"

Gergasi-gergasi raksasa memukuli tetangga itu sepanjang malam.

Beruntung, dia bisa menyelamatkan diri dan keesokan paginya dia masih bisa pulang.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >