Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Kwae / Geomunjangnangam / Geomeun Sup

#Citra Musik Korea l 2023-09-01

Citra Musik Korea

Kwae / Geomunjangnangam / Geomeun Sup
Kwae
Geomungo disebut juga sebagai baegakjijang yang artinya alat musik terbaik. Penciptanya adalah seorang menteri Kerajaan Goguryeo bernama Wang San-ak. Ia memodifikasi alat musik tujuh string dari Tiongkok dan memberinya nama geomungo. Suatu hari saat ia sedang memainkan alat musik itu, seekor bangau hitam terbang di atasnya dan menari-nari mengikuti irama musik yang ia mainkan. Bangau sejak zaman kerajaan Goguryeo dikenal sebagai burung yang membawa keberuntungan. Warna hitam melambangkan langit, alam semesta, dan jalan dunia. Burung bangau hitam yang terbang dan menari-nari ini diartikan sebagai keselarasan musik dengan langit karena musik dari geomungo dipercaya bisa mencapai langit. Pada akhir Dinasti Joseon muncul genre baru dari alat musik ini, yaitu sanjo atau freestyle solo. Musik sanjo ini terdengar berbeda dan lebih menarik sehingga para cendikiawan seonbi yang sangat konservatif meratapinya bahwa dunia sepertinya akan segera berakhir. Tetapi sampai sekarang musisi gugak muda saat ini malah banyak yang sedang bereksperimen dengan geomungo untuk menciptakan musik yang baru. Lagu dengan judul Kwae (쾌) yang dimainkan musisi gugak Sinnoi terinspirasi oleh gaya geomungo sanjo Kwaedong (쾌동) yang baru.

Geomunjangnangam
Para cendikiawan Konfusianisme atau seonbi yang cinta geomungo dahulu sering mengukir puisi-puisi kesukaan mereka di atas alat musik mereka. Seorang seonbi bernama Jangyu pun demikian, ia menuliskan sebuah bait puisi berikut ini di geomungonya.
Jernihnya suara yang murni… Tenangnya suara yang lembut…
Aku gelap bermain geomungo, tapi hatiku menyatu dengannya
Habis dilarang, pikiranku buruk, habis dipelihara, hatiku luas, dalam, dan murni
Gunung tinggi dan air dalam, masa lalu pun tiada, masa kini pun tiada.

Berbeda dengan zaman dahulu, para musisi muda saat ini menciptakan lagu mereka sendiri dan menjelaskannya terpisah. Musisi geomungo, Park Dawool, yang punya banyak penggemar menyamakan geomungo dengan mainan saat menulis lagunya yang berjudul Geomunjangnangam (거문장난감) atau Mainan Geomungo. Terjemahan liriknya kurang lebih seperti ini.

Dulu menyenangkan, tapi sekarang bukan kesenangan semata
Dulu tak terpikirkan, tapi kini malah penuh pikiran
Aku ingin bermain, ingin pandai, ingin ini dan itu
Jadi lagunya pun hanya begini begitu

Geomeun Sup
Lagu Geomeun Sup (검은 숲) atau Hutan Hitam ditulis seniman virtuoso geomungo tradisional bernama Hwang Jin-ah. Lagu ini menceritakan keberanian seorang gadis yang tersesat dalam hutan yang menakutkan seorang diri. Pada suatu hari gadis itu sampai di sebuah hutan hitam setelah mengikuti sesuatu. Ia tidak tahu apa yang telah memanggilnya, tetapi ia tetap menyusuri masuk ke dalam hutan hitam itu. Semakin melangkah, dedaunan semakin memanjang dan lumut-lumut pun semakin membalut bebatuan hingga terasa sedang menutupi jalannya berbalik. Semakin masuk ke dalam, semakin ia ingin menangis. Namun, sudah terlambat untuk kembali karena jalan pulang sudah lama menghilang. Tetapi gadis itu tak menghentikan langkahnya. Upaya gadis dalam penjelasan Hwang Jin-ah yang tidak dapat menghentikan langkahnya meskipun ia merasa takut dan lelah seperti mewakili berbagai upaya para musisi geomungo saat ini yang sedang berupaya mempopulerkan alat musik tradisional itu.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >