Pada tgl.18 November, tahun 1998, kapal pesiar ‘Hyundai Geumgang’ meninggalkan pelabuhan Donghae di provinsi Gangwong Korea Selatan, dan belayar menuju pantai timur ke arah gunung Geumgang di Utara. Kapal itu membawa 1.355 orang, termasuk turis dan awak kapal. Dalam perjalanan, terdengar suara peluit kapal yang seolah-olah menggambarkan keinginan kuat warga Korea untuk penyatuan.

Berkat program tur tersebut, warga sipil Korea Selatan diizinkan memasuki Korea Utara untuk tujuan pariwisata. Mulai bulan Setember pada tahun yang sama, perjalanan darat ke gunun juga dimulai dan pembukaan rute darat memungkinkan mereka untuk berkunjung ke gunung dengan lebih mudah dan lebih cepat. Pada tahun 2008, para pengunjung diizinkan untuk melintasi perbatasan dengan mobil mereka sendiri, dan paket pariwisata baru ini menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung.

Program tersebut tidak hanya menyediakan tur, tetapi terus berkembang sebagai simbol pertukaran antar-Korea. Namun penembakan seorang turis wanita Korea Selatan oleh serdadu Korea Utara pada tgl.11 Juli tahun 2008 mengakibatkan pemerintah Korea Selatan meangguhkan program tur gunung Geumgang. Di tengah penangguhan program tur yang berkepanjangan, ketua grup Hyundai Asan Hyun Jeong-eun mengunjungi Korea Utara pada tahun 2009 untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara saat itu Kim Jong-il dan mengamankan jaminan keselamatan turis. Tetapi otoritas Seoul dan Pyongyang tidak sepakat untuk membuka kembali bisnis tur, maka progrum tur gunung Geumgang juga ditangguhkan tanpa batas. Namun menyusul pertemuan puncak sejarah antar-Korea tahun ini, ekspektasi semakin meningkat atas pembukaan kembali proyek bisnis pariwisata.