Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Sejarah

Putra yang Hanya Senang Bermain

2018-12-19

© Getty Images Bank

Salah satu kerajaan kuno di Korea, Kerajaan Goryo, memiliki masa kemakmuran yang panjang. 


Negara Goryo semakin kuat dan kehidupan masyaraktnya pun semakin makmur dan sejahtera.


Kebudayaan dan agama di kerajaan ini juga mengalami banyak perkembangan.


Dalam kondisi tersebut, keluarga raja dan bangsawan hidup dengan sangat mewah.


Setelah pedagang-pedagang dari luar negeri membawa barang mewah seperti kain sutra, minyak wangi, dan perhiasan ke dalam negeri Goryo, keluarga raja dan bangsawan saling bersaing untuk membelinya.


Tidak lama kemudian, Raja Injong mengangkat anak sulungnya bernama Wanghyeon menjadi putra mahkota.


Wanghyeon sejak masih kecil sampai dewasa dikenal sebagai anak yang hanya suka bermain-main.


Wanghyeon : Ayo, kita bermain! Bermain apa hari ini? Bagaimana kalau kita bertanding siapa yang paling cepat berlari sampai ke pohon di sana?


Putra mahkota Wanghyeon sering mengajak kasim dan prajurit di istana untuk bermain atau bertanding.


Permaisuri sangat cemas karena anaknya yang selalu bermain saja meskipun sudah dewasa.


Permaisuri : Bagaimana ya anakku ini? Kenapa dia hanya suka bermain? Bagaimana dia bisa menjadi seorang raja yang berwibawa dan dihormati rakyat nanti?


Akhirnya permaisuri meminta raja untuk membatalkan keputusan pengangkatan putra mahkota.


Permaisuri : Yang Mulia, Wanghyeon tidak cocok untuk menjadi putra mahkota di Kerajaan Goryo ini. Dia seharusnya mendalami ilmunya dan belajar tapi dia hanya bermain saja setiap hari.


Raja : Dia kan masih muda. Tidak lama lagi dia saat menyadari posisi dan perannya, dia akan menjadi raja yang baik dan bijaksana.


Raja Injong tidak mau mendengarkan nasihat istrinya dan berharap anak sulungnya segera menyadari tanggung jawabnya sebagai putra mahkota.


Cukup lama raja dan permaisuri menunggu tingkah laku Wanghyeon berubah, namun hal itu tidak kunjung tiba.


Permaisuri : Yang Mulia, Wanghyeon tidak mau mengubah sikapnya. Lebih baik raja mengangkat anak kedua kita menjadi putra mahkota.


Raja Injong pun berniat merubah pikirannya.


Namun pada waktu itu seorang pejabat tinggi kerajaan bernama Jeong Seup-myeong menahan raja.


Jeong Seup-myeong : Yang Mulia, Jangan lakukan itu. Saya akan membimbing Wanghyeon untuk menjadi raja bijaksana dan memimpin negara dan rakyatnya dengan baik sepanjang umur saya.


Karena Jeong Seup-myeong adalah pejabat yang sangat dipercaya, Raja Injong mengurungkan niatnya.


Sekian waktu berlalu, Wanghyeon akhirnya menjadi raja di kerajaan Goryo dan Jeong Seup-myeong membantu Wanghyeon dalam menjalankan urusan kerajaannya.


Namun suatu saat, Wanghyeon merasa dirinya terlalu pintar sebagai raja. Ia merasa tidak membutuhkan sosok Jeong Seup-myeong untuk membantunya. 


Wanghyeon : Saya rasa saya tidak perlu lagi keberadaan Jeog Seup-myeong sebagai penasihat saya. Mulai saat ini saya akan memecat dia dari jabatannya.


Wanghyeon pun mengusir penasihatnya yang setia dari istana dan justru semakin akrab dengan pejabat yang suka berfoya-foya. 


Karena keputusan dan tabiatnya, di masa depan Wanghyeon pun mengalami banyak kemalangan dan mendatangkan kehancuran untuk kerajaannya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >