Masyarakat Korea sering menggunakan istilah 'Bab Doduk' untuk mengekspresikan lauk-pauk yang sangat lezat dan enak. Jika menerjemahkan istilah 'Bab Doduk' itu dalam bahasa Indonesia, artinya adalah 'pencuri nasi'. Maksudnya, karena lauknya enak, seseorang sampai menghabiskan nasi.
Makanan yang disebut 'Bab Doduk' tidak ditentukan jenisnya. Biasanya makanan yang memiliki rasa yang kental dan lezat sering mendapat julukan itu. Misalnya, masakan Ganjanggyejang sering disebut orang sebagai 'Bab Doduk'. Kepiting yang dimasak dengan kecap asin dan bumbu-bumbu membuat orang menghabiskan satu mangkuk nasi dan malah sering menambah nasi saat makan karena rasa asin yang enak. Selain Ganjanggyejang, ada satu masakan yang sering disebut 'Bab Doduk', yaitu Gangdeonjang, salah satu jenis sup tauco kedelai. Sebenarnya Gangdeonjang ini lebih sesuai sebagai saus daripada sup karena kuahnya tidak begitu banyak. Masakan Deonjangjjige yang biasa disantap masyarakat Korea punya kuah yang kental sedangkan Gangdeonjang hampir tidak punya kuah. Walaupun demikian, bahan-bahan Gangdeonjang ini dimasak dengan bahan-bahan yang sama dengan Deonjangjjige biasa. Akan tetapi tauco kedelai khas Korea yang disebut Deonjang sendiri memiliki rasa yang asin maka Gangdeonjang yang mempunyai sedikit kuah wajar menjadi asin dibandingkan Deonjangjjige biasa. Sehingga Gangdeonjang biasanya dimakan masyarakat Korea dengan cara mencampurkannya dengan nasi. Kadang-kadang nasi yang dicampurkan Gangdeonjang itu disantap dengan berbagai jenis laut dalam bentuk Bibimbab atau Ssambab. Deonjang dari kacang kedelai merupakan salah satu bumbu utama bagi masyarakat Korea dan mempunyai beberapa khasiat sebagai makanan fermentasi.

Bahan-bahan
10 sdm Deonjang
100g daging sapi digiling
1 sdm Gochujang
15g jamur shitake dipotong halus
2 buah cabai hijau dipotong halus
2 sdm minyak wijen
100 ml kaldu ikan teri
2 sdm bawang putih dihaluskan
1 sdm daun bawang dipotong halus