Masyarakat Korea memiliki banyak jenis bubur dari berbagai bahan seperti sayur, daging, dan hasil laut. Sesuai dengan bahan utamanya, bubur itu memiliki nama masing-masing. Bahkan tren slow food membuat hidangan bubur lebih sering disajikan di atas meja makan masyarakat Korea.
Masyarakat Korea kuno pernah mengatakan orang yang memakan biji wijen hitam sebanyak 18 liter dapat mengalahkan sapi. Artinya biji wijen hitam bermanfaat untuk menguatkan badan, khususnya bagi mereka yang sedang dalam proses penyembuhan dari sakit agar kekebalan tubuhnya cepat pulih dan kuat. Biji wijen hitam yang dibuat menjadi bubur, aromanya menjadi lebih kental selain rasanya yang enak. Bubur dari biji wijen hitam juga kaya dengan gizi seperti kalsium, zat besi, protein, dan berbagai vitamin serta mineral. Selain menambah energi, bubur dari biji wijen hitam dapat merangsang selera makan. Bubur yang memiliki nama Korea sebagai Juk ini biasanya disantap pada saat sakit karena ketika banyak orang yang kehilangan selera makan dan pencernaan tidak lancar. Akan tetapi, baru-baru ini menu masakan Juk menjadi hidangan biasa yang juga dapat dinikmati kapan saja selain saat sakit. Oleh sebab itulah jenis Juk juga diperbanyak sehingga pilihan penyantap pun menjadi banyak. Pada zaman dahulu raja-raja Korea suka sarapan dengan bubur. Bubur mudah disantap dan dicerna. Apalagi bahan-bahan bubur bergizi tinggi, makanan yang sederhana itu cukup bermanfaat bagi kesehatan kita.

Bahan-bahan
170g beras ketan
55g biji wijen hitam
1,5 liter air putih
10 biji pinus
garam dan gula pasir secukupnya