Saat kita jalan-jalan ke puncak di wilayah Jawa Barat, Indonesia kita selalu menemukan penjual jagung bakar dan selalau keinginan untuk membelinya, karena kita sudah tahu rasa jagung bakar di daerah yang sejuk itu. Begitulah semua makanan, khususnya di Korea dimana ada empat musim yang memiliki makanan khas masing-masing.
Mulai pertengahan musim panas hingga musim gugur boleh dikatakan sebagai musim ubi di Korea. Ubi yang dihasilkan pada musimnya lebih keras dan berasa manis. Di zaman sekarang ada banyak jenis makanan jajanan dan mudah mendapatnya, tinggal membayarnya. Akan tetapi di zaman dahulu tidak seperti suasana saat ini. Jadi, hampir semua makanan jajanan dibuat oleh ibu di rumah dari bahan-bahan yang murah harganya dan mudah didapatkan.
Pada musim panas ubi, kentang, dan jagung menjadi jajanan yang sering dihidangkan. Ada beberapa resep untuk tapi ubi, kentang, dan jagung yang sering direbus. Untuk ubi, masyarakat Korea tidak makan ubinya saja tetapi juga makan tangkainya. Tangkai ubi menjadi bahan lauk yang lezat pada musim panas. Tangkai ubi itu dapat dimasak dengan berbagai cara untuk dijadikan lauk yang memikat lidah penyantap.
Walaupun sederhana tapi tangkai ubi memiliki banyak unsur zat seperti ptotein, asam amino penting, vitamin, dan bahan anti oksida. Sebuah unsur zat lutein yang berkhasiat bagi mata manusia pun ada banyak dalam tangkai ubi. Meskipun mudah didapat dan banyak memiliki khasiat, tapi kebanyakan ibu rumah tangga agak malas memasaknya karena repot memberes bahannya. Jika mau dijadikan sebagai lauk, kulit tangkai ubi harus dikupas dengan tangan. Karena manfaat tangkai ubi ini diketahui, baru-baru ini masakan dari tangkai ubi diperhatikan. Masakan ini merupakan kimchi spesial di daerah Yeoju, tempat penghasil ubi terbesar di Korea.

Bahan-bahan
400g tangkai ubi
50g kucai
2 buah cabai merah
1/2 bawang bombai
2 sdm tepung beras ketan
50 ml air
2 sdm garam
*bumbu
3sdm bubuk cabai merah
21/2 sdm terasi ikan teri
1/4 sdm gula pasir