Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Gaya Hidup

Meconomy

2018-04-23


Beberapa waktu lalu, sebuah produk makanan yang dijual di toko waralaba terkenal Korea Selatan menjadi sangat laris. Produk itu adalah daging sapi untuk steak yang dikemas kecil untuk dikonsumsi satu orang. Produk yang memiliki target konsumen yang tinggal sendiri ini berhasil menjual 100 ribu produk hanya dalam 16 hari setelah dilempar ke pasar.


Larisnya produk daging steak untuk sekali makan ini diwujudkan sebagai pengaruh dari 'Meconomy' yang menyatakan 'konsumsi untuk diri sendiri’


Istilah Meconomy itu berasal dari kata 'me' yang memiliki arti 'saya' dan economy yang bermakna, 'ekonomi'. Meconomy mucul karena meningkatnya potensi konsumen yang berperan sebagai produsen maupun konsumen secara bersamaan.


Rasio rumah tangga beranggotakan satu orang dari seluruh rumah tangga semakin meningkat menjadi 27% pada tahun ini. Angka ini diperkirakan meningkat mencapai 30% pada tahun 2020.


Meningkatnya jumlah rumah tangga beranggotakan satu orang, suasana sosial dan ekonomi yang mementingkan ‘diri sendiri’ dan ‘saat ini’ membuat tren Meconomy semakin meluas.


Pada awalnya, tren Meconomy ini terlihat jelas di bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan perkembangan jaringan komunikasi ultra cepat. Konsumen yang hanya menerima informasi secara pasif pada masa lalu saat ini dapat melakukan kegiatan distribusi produk maupun informasi secara aktif.


Media yang dilakukan oleh seseorang seperti blog dan siaran pribadi sudah banyak dilakukan, juga seperti layanan Uber dan AirBnB termasuk dalam prinsip Meconomy.


Selain bidang informasi dan komunikasi, kini bidang usaha toko waralaba aktif menerapkan tren Meconomi. Bidang usaha ini mengembangkan berbagai produk yang dianggap konsumen sebagai kado.


Misalnya, charger dan earphone yang berharga murah dan barang-barang untuk kebersihan seperti sikat gigi dan pasta gigi bermotif karakter terkenal.


Bagi konsumen yang mementingkan kesehatan, pihak toko waralaba menyediakan buah-buah musiman yang dikemas kecil, makanan kesehatan dari ginseng merah, dan banyak jenis produk untuk diet.


Pihak toko waralaba menyatakan konsumen muda cenderung membeli produk yang dapat memberikan rasa puas walaupun harga produk sedikit mahal.


Kecenderungan ini memungkinkan perusahaan pengelola toko waralaba mengembangkan produk-produk sesuai selera konsumen usia muda, khususnya pengikut tren Meconomy yang berorientasi pada kepuasan diri sendiri.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >