Sebuah restoran sup soondae di kota Gwangmyeong, Provinsi Gyeonggi, penuh sesak dengan para pelanggan, meski waktu makan siang sudah lewat. Soondae adalah sejenis sosis Korea yang diisi dengan berbagai bahan. Tanpa diragukan lagi, jika sebuah restoran yang penuh dengan para pelanggan, berarti makanan lezat disajikan di sana. Penyebab lain atas popularitas restoran ini adalah harga terjangkau. Semangkuk sup soondae dengan nasi hanya berharga 3.900 won.
Dia kabur ke Korea Selatan di tahun 2010. Pada awalnya dia bekerja di stasiun pengisian bahan bakar dan restoran. Tapi dia tidak mampu membayar biaya hidupnya dan juga uang kuliah anak perempuannya. Sehingga dia memutuskan untuk membuka usaha restoran sendiri. Dia berpikir tidak ada kesulitan besar, meski dia tidak pernah menjual makanan. Namun, tidak mudah untuk mengetahui selera dan pilihan orang Korsel. Dia segera mengingat soondae yang ibunya masak saat ia masih kecil. Ibu Ju membuka restoran di bulan November tahun lalu. Desas-desus tentang sup soondae daging sapinya dengan soondae bergaya Korea Utara tersebar dari mulut ke mulut, dan bahkan dia pernah tampil dalam siaran televisi beberapa kali. Jumlah pelanggan meningkat begitu cepat yang membuat dia membuka cabang restoran di sekitarnya. Dia sedang mempersiapkan pembukaan restorannya yang ketiga. Dia mendapatkan banyak bantuan dari orang-orang di sektiarnya hingga bisnisnya menjadi stabil, maka dia mengatakan pada diri sendiri ingin mengajari keahliannya kepada pendatang Korut. Ibu Ju berharap untuk membantu pemuda pelarian dari Korea Utara dalam pemukiman kembali mereka yang sukses di lingkungan yang asing.