Pertemuan Menteri Luar Negeri Dewan Keamanan PBB terkait nuklir Korea Utara digelar pada hari Jumat (28/4/2017) waktu setempat.
Pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan dihadiri Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-se sebagai pihak yang terkait langsung dengan urusan nuklir Korut.
Dalam pertemuan itu, Dewan Keamanan mengonfirmasi kembali kecenderungan untuk bertindak keras dalam menghadapi Korut yang mengulangi provokasi tanpa memedulikan serangkaian sanksi terkait uji coba nuklir dan peluncuran rudal Korut.
Rex Tillerson menyampaikan bahwa negara anggota Dewan Keamanan seharusnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Korea, atau setidaknya menurunkan tingkat hubungannya dengan Korut. Tillerson juga mengatakan, AS tidak ragu-ragu menjatuhkan sanksi terhadap lembaga dan pihak perorangan ketiga yang menjalinkan hubungan dengan Korut.
Rex Tillerson meminta kerja sama masyarakat internasional sembari menuntut Dewan Keamanan agar bertindak lebih awal sebelum Korut bergerak. Jika tidak, masyarakat internasional dapat mengalami musibah.
Selanjutanya, Rex Tillerson mengatakan, AS telah mendukung Pyongyang sebanyak 1,3 miliar dolar sejak tahun 1995 dan bersedia memberikan dukungan dana serupa jika Korut berhenti mengembangkan nuklir dan rudal.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan, penggunaan kekuatan senjata bukanlah solusi yang tepat bahkan dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar. Lebih lanjut, Wang Yi mengatakan, THAAD yang ditempatkan di Korsel sangat merusak keamanan strategis Cina dan kepercayaan atas pihat yang terkait dengan isu Korut.
Rusia juga memperingatkan kemungkinan tindakan militer AS. Pihak Rusia mendesak Korut untuk menghentikan program nuklir dan rudal, namun tidak menyetujui penggunaan kekuatan senjata atas Korut.
Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan pentingnya saluran dialog demi mencegah terjadinya perang.