Sebuah laporan menyatakan bahwa Korea Utara telah memiliki 10 hingga 20 unit hulu ledak nuklir dan berhasil membuat hulu ledak yang bisa dipasang di misil jarak jauh menengah.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional (SIPRI) yang berbasis di Stockholm mengeluarkan laporan tahunan pada tanggal 2 Juli lalu. Laporan itu menyatakan bahwa Korea Utara telah membuat 10 hingga 20 unit hulu ledak nuklir berplutonium yang diproduksi dengan cara memproses kembali batang bahan bakar di reaktor nuklir Yongbyon.
Menurut SIPRI, jumlah kepemilikan plutonium Korea Utara yang bisa digunakan untuk produksi senjata nuklir semakin meningkat. Ditambahkan pula, setelah melalui keberhasilan dan kegagalan berulang kali dalam 24 kali uji coba misilnya, Korea Utara telah menempatkan atau sedang mengembangkan 10 unit lebih misil balistik jarak pendek atau menengah.
Institut tersebut menganalisis bahwa Korea Utara memprioritaskan pengembangan misil jarak panjang yang bisa meluncurkan hulu ledak hingga daratan AS. Berdasarkan analisis foto pasukan Korea Utara, institut itu juga memperkirakan Korea Utara sedang mengembangkan dua unit rudal balistik antarbenua-ICBM.
Selain itu juga dilaporkan adanya kemajuan sisi teknologi pembuatan ICBM dilihat dari berhasilnya uji coba misil jarak menengah dari darat ke darat pada bulan Mei lalu. Namun, tidak ada bukti jelas yang mendukung klaim Korea Utara yang mengatakan bahwa mereka berhasil mengembangkan hulu ledak berukuran kecil agar bisa dipasang di rudal balistik, walaupun diperkirakan Korut memiliki teknologi terkait.