Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengatakan kepada wartawan bahwa presiden dan menteri luar negeri AS akan memimpin upaya diplomatik dan ekonomi dalam menghadapi Korea Utara.
Mattis mengatakan, "Presiden Trump telah menekankan bahwa kami tidak membuat garis merah, kami menghadapi kenyataan dan akan menghadapi kenyataan apa pun, dan kami memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut bersama para sekutu kami, dan saat ini upaya tersebut telah dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Tillerson."
Dirinya juga menepis anggapan terkait pertimbangan aksi militer terhadap Korea Utara, sembari mengatakan bahwa pemerintahan AS telah menjelaskan bahwa pihaknya akan memimpin upaya diplomatis dan ekonomi.
Dalam jumpa pers di Pentagon pada hari Kamis (6/7/2017), Mattis mengatakan bahwa dirinya tidak percaya bahwa kemampuan Korut tersebut akan membawa dunia semakin dekat ke arah peperangan. Dia pun menyatakan bahwa kesiapan militer tetap dijaga bersama para sekutu, seperti Jepang dan Korea. Namun demikian, dirinya kembali menegaskan bahwa opsi utama yang akan diambil adalah jalur diplomatik.
Hal tersebut diungkapkan dua hari setelah peluncuran misil balistik ICBM Korea Utara. Mattis menyatakan bahwa proses diplomasi belum gagal. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa seperti pernyataan Jenderal Brooks, upaya menahan dirilah yang menjauhkan kita dari peperangan.
Sebelumnya pada bulan lalu, Mattis mengatakan di hadapan Majelis Rendah AS bahwa jika perang terjadi di Semenanjung Korea, pasukan AS dan sekutu akan menghalalkan segala cara.
AS memiliki sekitar 230 ribu warga negara yang berdomisili di Korea Selatan, termasuk 28 ribu tentara.