Rusia secara resmi menolak rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Korea Utara yang meluncurkan rudal balistik antar benua Hwasong-14 pada tanggal 4 Juli lalu.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennadiy Gatilov, rancangan resolusi yang diajukan AS memiliki beberapa pasal yang perlu dibahas secara mendalam, dan ada beberapa yang tidak dapat disetujui Rusia.
Gatilov menegaskan resolusi Dewan Keamanan seharusnya tidak bertujuan untuk mematikan ekonomi Korut, namun rancangan resolusi yang diajukan mengandung poin-poin ke arah itu.
Setelah Korut meluncurkan rudal Hwasong-14, AS menyusun naskah resolusi sanksi tambahan atas Korut dan mengedarkannya secara tidak terbuka kepada anggota negara Dewan Keamanan.
Diketahui rancangan resolusi itu berisi tindakan untuk menghentikan penyediaan minyak ke Korut, melarang Korut mengekspor pekerja, melarang penerbangan dan pelayaran negara itu, dan lainnya.
Belum diketahui apakah akan ada pemungutan suara untuk rancangan resolusi kali ini, namun AS sendiri sedang menyiapkan sanksi yang menargetkan perusahaan Cina dan Rusia yang bertransaksi dengan Korut.