Beberapa media AS terus meragukan efektivitas sanksi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi dengan suara bulat pada akhir pekan lalu.
Presiden Donald Trump menyambut pengadopsian sanksi DK PBB yang mampu memberi hantaman besar dari sisi finansial kepada Korea Utara, serta menyambut positif keikutsertaan Cina dan Rusia dalam sanksi baru tersebut.
Namun, New York Times menilai sanksi itu tidak memengaruhi bagian utama ekonomi Korea Utara. Menurut New York Times walaupun pengiriman buruh Korea Utara ke luar negeri dan investasi baru dengan perusahaan Korea Utara dilarang, namun sanksi itu masih terasa kurang dalam memblokir sumber dana Pyongyang karena tetap membolehkan kegiatan yang sudah ada.
Wall Street Journal juga mengkritik bahwa pembekuan pengirimam buruh Korea Utara saat ini sama dengan pengakuan bahwa Korea Utara memperoleh devisa melalui kerja paksa.
Menurut Wall Street Journal, tampaknya Cina menyetujui sanksi baru dengan syarat penundaan sanksi 'boikot sekunder' kepada negara sendiri. Untuk itu, tekad Cina sangat penting dalam memperkuat efek sanksi terhadap Korea Utara.