Amerika Serikat secara diluar dugaan mengeluarkan peringatan sangat keras untuk menanggapi ancaman Korea Utara untuk menembak Guam dengan menggunakan rudal balistiknya. 

Presiden Donald Trump mengangkat kemungkinan untuk menjalankan aksi militer, sementara Menteri Pertahanan James Mattis mendesak Korea Utara untuk menghentikan setiap tindakan yang mengarah pada berakhirnya rezim negara itu. 

Menyusul peringatan bahwa Pyongyang akan melihat 'api dan kemarahan' yang tidak pernah ada di dunia sebelumnya, Trump melalui akun twitternya pada Rabu (9/8/2017), memuji kekuatan senjata nuklir AS. 

Dia mengatakan bahwa perintah pertamanya sebagai presiden adalah untuk memperbarui dan memodernisasi senjata nuklir AS yang sekarang sudah jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Namun Trump berharap AS tidak akan menggunakan kekuatan ini. 
 
Asisten Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, Sebastian Gorka juga memperingatkan Korea Utara untuk tidak menguji AS.
Gorka menegaskan setiap negara di dunia, termasuk Korea Utara, tidak bisa menantang kemampuan militer AS, meski menggunakan apapun, seperti senjata konvensional, nuklir atau pasukan khusus. 
 
Sementara Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson melemahkan peringatan keras dari Trump, dengan menyebut presiden mengirim sebuah pesan keras kepada Korea Utara guna mencegah negara komunis itu dari mengambil keputusan yang salah.

Menurut media AS peringatan Trump ditujukan bukan hanya kepada Korea Utara, tapi juga Cina.