Kepala Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa Federica Mogherini mendesak Korea Utara pada hari Senin (14/8/2017) untuk menahan provokasi tambahan dan juga mendesak negara-negara terkait termasuk AS agar denuklirisasi di Semenanjung Korea tercapai dengan sarana damai, bukan sarana militer.
 
Mogherini menekankan, Uni Eropa siap mendukung dunia internasional untuk melakukan dialog yang dipimpin oleh Korea Selatan dengan Korea Utara. Ditambahkannya, seluruh negara harus berupaya untuk menghindari krisis yang diakibatkan meningkatnya ketegangan.
 
Dia memeriksa situasi terkini di Semenanjung Korea dengan membuka pertemuan Komite Keamanan dan Politik yang dihadiri wakil dari 28 negara anggota, dan membahas langkah untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
 
Pertemuan tersebut berlangsung selama 6 jam lebih, dan hal itu diartikan Uni Eropa menganggapi situasi di Semenanjung Korea dengan serius.
 
Mogherini memperingatkan Korea Utara bahwa program nuklir dan misil yang terus dikembangkan oleh Korea Utara melanggar kewajiban Korea Utara yang ditetapkan resolusi DK PBB.  Ditambahkannya, UE mendukung upaya diplomatik dari negara-negara mitra untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea melalui sarana damai, bukan sarana militer.
 
Desakan Mogherini terhadap Korea Utara dan negara-negara terkait ditafsirkan sebagai sikap protes Uni Eropa atas aksi militer yang sering disebut-sebut sebagai sarana memecahkan masalah nuklir Korea Utara.
 
Pernyataan pihak Uni Eropa tersebut dikeluarkan untuk terlebih dahulu mendesak Korea Utara agar menahan provokasi tambahan sejalan dengan gejala meredanya fase pertentangan antara Korea Utara dan AS dalam pekan ini, sembari melihat perkembangan situasi di masa depan.