New York Times memberitakan bahwa Korea Utara mendapatkan mesin kelas rudal balistik antar benua-ICBM yang berhasil dipergunakan pada peluncuran bulan lalu di pasar gelap. Diperkirakan sebuah pabrik di Ukraina yang terkait Rusia pada masa lalu ditunjuk sebagai tempat pemasok.
Menurut NYT yang mengutip laporan peneliti senior Institut Internasional untuk Studi Strategis Inggris-IISS, Michael Elleman, tidak ada negara yang mengalami perkembangan dalam waktu cepat seperti Korea Utara dalam teknologi mengubah misil jarak menengah menjadi ICBM. Sehingga diduga kuat, Korea Utara mengambil mesin tingkat tinggi dari luar negeri seperti Ukraina dengan cara ilegal.
Elleman melanjutkan, mesin yang didapatkan Korea Utara diperkirakan mesin yang telah digunakan oleh Rusia pada masa lalu, yaitu jenis 'RD-250', serta Korea Utara melakukan modifikasi pada mesin tersebut untuk dipasang di rudal jarak menengah Hwasong-12 dan rudal kelas ICBM Hwasong 14.
Dia menunjuk pabrik Yuzhmash di Dnipro, Ukraina yang pernah memproduksi misil Uni Soviet, dan terus memproduksi misil setelah Ukraina merdeka. Diperkirakan pabrik yang mengalami kesulitan pendanaan sejak tahun 2006 itu mengambil kontrak dengan kelompok penjual senjata ilegal atau jaringan kriminal.
Namun, pihak Yuzhmash membantah perkiraan tersebut dan menyatakan bahwa mereka tidak pernah menjual misil militer setelah merdeka dari Uni Soviet.
Peneliti Elleman memperkirakan, walalaupun Korea Utara telah berhasil dua kali uji coba, namun sistem pengoperasiannya masih belum sempurna. Karenanya, negara-negara terkait termasuk Cina dan Rusia harus cepat bernegosiasi untuk mencegah peluncuran misil tambahan Korea Utara.