Harian Jepang, Mainichi Shimbun memberitakan pada hari Kamis (15/10/20) bahwa pemerintah Jepang hampir memutuskan untuk membuang air terkontaminasi radiasi nuklir dari PLTN Fukushima ke laut.
Pemerintah Jepang berencana mengadakan rapat kabinet untuk membahas dan memutuskan hal tersebut dalam bulan ini.
Di lokasi PLTN 1 Fukushima, terdapat 160-170 ton air terkontaminasi radiasi nuklir yang diproduksi setiap harinya setelah reaktor nuklir Fukushima meledak saat gempa bumi dan tsunami Tōhoku tahun 2011 lalu.
Tokyo Electric Power Company yang mengelola PLTN Fukushima menyimpan air terkontaminasi radiasi nuklir itu di dalam tangki selama ini, namun air yang disimpan itu telah mencapai 1,23 juta ton hingga akhir September tahun ini.
Kapasitas tangki itu akan mencapai batasnya pada musim panas tahun 2022 mendatang.
Selain itu, air terkontaminasi radiasi nuklir yang disimpan di kawasan PLTN Fukushima dapat menganggu pekerjaan untuk menutup reaktor yang akan diselesaikan pada tahun 2041-2051.
Oleh sebab itu, pemerintah Jepang hendak mempercepat proses pembuangan air tersebut sejak awal tahun ini.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga juga mengatakan dalam kunjungannya ke Fukushima pada bulan lalu bahwa pemerintah Jepang ingin menyelesaikan urusan air terkontaminasi radiasi nuklir secepat mungkin.
Mainichi Shimbun menambahkan, akan dibutuhkan waktu sekitar dua tahun sekalipun pemerintah Jepang memutuskan pembuangan air terkontaminasi radiasi nuklir itu ke laut karena diperlukan peralatan baru dan proses pemeriksaan dari Komisi Regulator Nuklir (Nuclear Regulatory Commission, NRC).