Lebih dari dua ribu kasus baru COVID-19 kembali dilaporkan di Korea Selatan, di tengah kekhawatiran yang terus bertumbung akan pandemi gelombang keempat yang dapat memburuk akibat masa liburan Hari Raya Chuseok. 

Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) pada hari Rabu (15/09) mengatakan bahwa 2.080 kasus dikonfirmasi sepanjang hari Selasa (14/09) kemarin, menyebabkan jumlah total kasus mencapai 277.989 kasus.

Jumlah tersebut lebih banyak 583 kasus dibandingkan yang dilaporkan pada hari Selasa (14/09), dan menandai pertama kalinya mencatatkan angka 2.000-an dalam enam hari terakhir, sejak tercatat 2.049 kasus pada hari Kamis (09/09) lalu.

Angka lebih dari 2.000 kasus telah tercatat untuk kedelapan kalinya sejak pandemi COVID-19 dimulai pada tahun lalu. Jumlah kasus yang dilaporkan pada hari Rabu (15/09) tersebut merupakan yang tertinggi keempat.

Selama 71 hari berturut-turut, Korea Selatan telah mencatatkan jumlah kasus harian empat digit, dengan rata-rata jumlah kasus sebesar 1.796 kasus di minggu terakhir.

Di antara kasus-kasus terbaru, sejumlah 2.057 kasus merupakan kasus penularan lokal dan 23 kasus dari luar negeri.

Berdasarkan wilayah, daerah metropolitan Seoul melaporkan 1.656 kasus lokal, mencapai 80,5 persen dari jumlah kasus lokal. Ini merupakan rekor tertinggi dalam jumlah kasus harian di wilayah ibu kota sejak pandemi mulai merebak. Seoul melaporkan 804 kasus, kali pertama ibu kota Korea Selatan tersebut mencatatkan lebih dari 800 kasus dalam sehari.

Di luar wilayah ibu kota, dilaporkan penurunan secara bertahap dalam jumlah kasus beberapa hari terakhir, dengan penambahan 401 kasus, termasuk 80 kasus di Provinsi Chungcheong dan 40 kasus di Busan.

Dilaporkan penambahan 13 kasus kematian, menaikkan jumlah total kasus kematian ke 2.380 orang. Tingkat fatalitas kasus tercatat sebesar 0,86 persen. Jumlah pasien kritis naik 10 orang dari sehari sebelumnya menjadi 350 orang.

Adapun hingga saat ini, jumlah penerima vaksin dosis pertama di Korea Selatan telah mencapai 67 persen, sementara jumlah orang yang telah menyelesaikan vaksinasi penuh telah melebihi 40 persen dari total populasi.