Berdasarkan hasil monitor pemerintah, sebanyak 55% atau 6.415 orang dokter magang dari 100 unit rumah sakit di Korea Selatan telah menyerahkan surat pengunduran diri hingga pukul 23.00 hari Senin (19/02) dan 1.630 orang dokter magang telah meninggalkan tempat kerja mereka.
Meski demikian, surat pengunduran mereka tidak diterima secara resmi sesuai dengan arahan dari pemerintah untuk melarang penerimaan surat pengunduran dokter magang secara kolektif.
Selain itu, sebanyak 757 orang dokter magang dari 10 unit rumah sakit diketahui tidak masuk kerja, sehingga pemerintah langsung mengeluarkan perintah untuk segera kembali bekerja kepada 728 orang dokter magang.
Akibat aksi kolektif dari para dokter magang, layanan medis mengalami gangguan termasuk pembatalan 25 jadwal operasi.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan menyatakan keprihatinan yang mendalam atas gangguan layanan medis tersebut, dan mengimbau para dokter magang untuk segera kembali memberikan layanan kepada pasien.
Wakil Kedua Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan, Park Min-soo mengatakan bahwa pemerintah akan mengawasi seluruh sistem tanggap darurat untuk menanggapi aksi kolektif para dokter magang tersebut, dan memberikan dukungan kebijakan agar badan medis dapat tetap mempertahankan layanan, khususnya untuk penanganan darurat.
Sementara itu, 1.133 orang mahasiswa fakultas kedokteran dari 7 unit perguruan tinggi telah menyerahkan surat permohonan berhenti belajar, dimana 4 diantaranya telah mendapatkan persetujuan, karena alasan wajib militer dan alasan pribadi.
Para mahasiswa dari 7 unit perguruan tinggi kedokteran itu turut serta mengambil bagian dalam aksi kolektif dengan menolak perkuliahan.
Kementerian Pendidikan meminta kepada perguruan tinggi masing-masing untuk mengambil tindakan tegas atas aksi kolektif para mahasiswa tersebut.