Sebanyak 8.816 dokter muda yang sedang magang di 100 rumah sakit di seluruh negeri Korea Selatan, diketahui telah mengajukan surat pengunduran diri. Angka tersebut hampir 71,2% dari total jumlah tenaga kerja muda di bidang kesehatan.
Terlebih lagi sekitar 7.800 dokter diantaranya, dilaporkan sudah tidak masuk kerja. Demikian pemerintah kembali mengeluarkan perintah lebih lanjut kepada 5.300 dokter magang untuk dapat kembali bekerja.
Tentunya aksi mogok kerja bersama tersebut telah menyebabkan gangguan layanan kesehatan. Berdasarkan informasi yang disampaikan Kementerian Kesehatan, penundaan jadwal perawatan dan operasi bedah tercatat mencapai 58 kasus per pukul 18.00 hari Selasa (20/02) kemarin.
Sebagian besar rumah sakit umum terbesar di Korea Selatan diketahui telah menunda sebanyak 30 hingga 50% operasi bedah yang dijadwalkan sebelumnya.
Menanggapi aksi bersama para dokter tersebut, pemerintah menggelar pertemuan dengan para pemimpin dari 97 lembaga kesehatan publik di seluruh negeri untuk memantau sistem layanan medis darurat. Termasuk seluruh lembaga kesehatan umum itu akan menyediakan sistem layanan gawat darurat medis selama 24 jam dan juga meningkatkan akses perawatan.
Adapun lebih dari 7.600 mahasiswa di 40 perguruan tinggi kesehatan juga mengajukan cuti bersama dalam sebuah protes reformasi bidang medis oleh pemerintah untuk meningkatkan jumlah pendaftaran mahasiswa yang akan masuk ke perguruan tinggi kedokteran.