Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Domestik

RS di Korsel Kewalahan Memberikan Layanan Medis Akibat Aksi Mogok Kerja Dokter

Write: 2024-02-22 11:04:05Update: 2024-02-22 11:09:12

RS di Korsel Kewalahan Memberikan Layanan Medis Akibat Aksi Mogok Kerja Dokter

Photo : KBS News

Rumah Sakit di Korea Selatan tengah kewalahan untuk memberikan pelayanan medis, karena aksi mogok kerja dan pengunduran diri dokter magang sebagai bentuk protes ke pemerintah, yang akan menambah kuota penerimaan mahasiswa baru fakultas kedokteran. Dimana aksi kolektif dokter tersebut telah memasuki hari ketiga pada hari Kamis (22/02). 

Sebanyak 740 dokter magang di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, yang merupakan salah satu dari "Lima Besar" rumah sakit di Seoul, telah mogok kerja setelah mengajukan surat pengunduran diri. 

Menurut situs web Kementerian Kesehatan tentang layanan medis darurat, dari 26 tempat tidur ruang IGD di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, hanya 7 tempat tidur yang tersedia. Hal ini dianggap sangat memprihatinkan ketika ketersediaan tempat tidur gawat darurat berada di bawah 50% dari total.

Meski demikian, kondisi IGD tampak masih cukup stabil di empat rumah sakit besar lainnya yaitu Asan Medical Center, Samsung Medical Center, Rumah Sakit St. Mary’s, dan Rumah Saki Severance. 

Namun aksi kolektif dari para dokter itu masih berdampak besar pada layanan kesehatan. Karena rumah sakit tersebut telah menangguhkan 30-50% operasi yang telah dijadwalkan, sebagai akibat dari aksi mogok kerja dokter.

Hingga pukul 22.00 hari Selasa (21/02), sekitar 8.800 dari 13.000 dokter magang di Korea Selatan telah mengajukan surat pengunduran diri mereka, dan 7.813 dokter telah mogok kerja, sehingga menyebabkan gangguan dalam penyediaan layanan medis.

Pemerintah sejauh ini telah menerima total 92 laporan dampak yang ditimbulkan oleh aksi kolektif dokter, yang sebagian besar berupa pembatalan prosedur operasi dan janji temu dengan dokter.

Sementara itu, Asosiasi Medis Seoul mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengadakan aksi unjuk rasa pada pukul 19.00 hari Kamis (22/02) di depan kantor kepresidenan untuk memprotes rencana pemerintah yang akan menambah kuota penerimaan mahasiswa baru di fakultas kedokteran.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >