Media Jepang melaporkan pada hari Senin (11/03), bahwa satelit mata-mata pertama Korea Utara, yang diluncurkan pada bulan November tahun lalu, sedang terbang dalam orbit normal di atas Korea Selatan dan Jepang, sembari berulang kali meningkatkan ketinggiannya.

Yomiuri Shimbun mengonfirmasi laporan tersebut dengan mengutip hasil analisis data militer Amerika Serikat yang dilakukan oleh pakar teknik luar angkasa Jepang.

Pemerintah Tokyo pun menilai bahwa satliet pengintai Korea Utara itu tampaknya berada di bawah kendali dan kontrol dari stasiun bumi.

Pakar Jepang tersebut diketahui mengatakan bahwa ketinggian satelit meningkat tajam setidaknya lima kali lipat pada akhir Februari lalu. 

Ketinggian rata-rata satelit adalah 502 kilometer segera setelah diluncurkan pada bulan November lalu, namun ketinggian tersebut sempat secara bertahap menurun karena hambatan udara di luar angkasa sebelum naik lagi pada tahun ini. 

Sewaktu ketinggian meningkat pada akhir Februari, ketinggian rata-rata satelit meningkat sekitar 4 kilometer, lalu kembali ke ketinggian yang hampir sama seperti tepat setelah diluncurkan.

Pakar Jepang melanjutkan ketinggian berubah tajam dalam periode singkat, yang menunjukkan sinyal dikirim dari permukaan tanah untuk menyesuaikan ketinggian.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik menyampaikan selama konferensi pers pada tanggal 26 Februari, bahwa satelit Korea Utara sedang terbang dalam orbit, dan sinyal satelit yang mengorbit diterima dengan normal.