Popularitas 'K-content' seperti K-pop, makanan, dan kecantikan telah memainkan peran penting dalam penurunan bertahap usia wisatawan asing yang berkunjung ke Korea Selatan. 

Diakui bahwa budaya K-pop seperti grup BTS dan BLACPINK, K-film dan drama seperti film 'Parasite' dan drama 'Squid Game', hingga K-food seperti kimchi, ramen, kimbap, dan tteokbokki mengambil alih pengaruh serupa dengan mengguncang dunia. 

Dengan demikian, pemerintah Korea Selatan pun telah mengambil berbagai kebijakan pariwisata yang berfokus pada kalangan generasi muda di luar negeri. Bahkan terdapat seruan untuk menyediakan kebijakan yang menghubungkan K-content dengan tur lokal, karena para turis asing muda cenderung lebih senang melakukan perjalanan hanya di Seoul. 

Melihat hasil survei yang dilakukan oleh Korea Culture and Tourism Institute terhadap 4.000 turis asing yang mengunjungi Korea Selatan dalam periode bulan Oktober hingga Desember tahun lalu, 31,9% responden menjawab bahwa mereka mulai tertarik wisata ke Korea Selatan setelah menemukan konten yang berkaitan dengan Korea.

Dengan tampilnya beberapa bintang Hallyu yang sangat populer di seluruh dunia, seperti BTS dan BLACPINK, meningkatkan minat para remaja dan pemuda di setiap negara terhadap Korea Selatan, yang juga dilanjutkan dengan perjalanan ke Korea Selatan. Terlebih lagi terdapat turis asing muda yang lebih memprioritaskan 'pengalaman' dalam kunjungan ke Korea Selatan, seperti belajar K-pop Dance daripada tujuan tur. 

Adapun, meningkatnya minat terhadap K-culture, seperti film "Parasite" dan serial drama "Sqiud Game" juga menjadi salah satu alasan bahwa kalangan muda bermunculan sebagai kalangan turis asing utama dalam tur ke Korea Selatan. 

Seperti 'Jjapaguri' dan 'Dalgona' yang masing-masing terdapat lewat film "Parasite" dan drama "Squid Game", makanan Korea Selatan yang sering muncul dalam drama dan film Korea Selatan, termasuk Kimchi, Kimbab, Tteokbbokki, Kim dan minuman Soju pun mengalami kenaikan status di pasar global. 

Seorang peneliti senior di lembaga tersebut mengakui bahwa selama periode pandemi COVID-19, kalangan generasi muda di luar negeri yang lahir antara awal tahun 1980-an dan awal 2000-an banyak mengonsumsi K-content untuk mengisi waktu luang mereka. Dilanjutkan bahwa hal itu menyebabkan permintaan terhadap pariwisata ke Korea Selatan meningkat.