Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk menyiapkan langkah-langkah dukungan untuk rumah sakit spesialis jantung setingkat rumah sakit umum tersier.

Di tengah kekosongan layanan medis yang berkepanjangan, pemerintah meningkatkan dukungan terhadap rumah sakit khusus untuk memindahkan pasien dari rumah sakit umum tersier.

Kantor Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korea membahas langkah-langkah tersebut dalam rapatnya pada Kamis (11/04).

Untuk rumah sakit spesialis jantung, pemerintah memutuskan untuk membuat sistem peninjauan yang mempertimbangkan keahlian dalam penanganan prosedur dan pembedahan dengan tingkat kesulitan tinggi.

Keputusan tersebut sesuai dengan perintah Presiden Yoon pada Selasa (9/0) untuk menyediakan sistem kompensasi yang jelas untuk rumah sakit khusus.

9 April lalu Korsel memasuki pekan ketujuh sejak sejumlah dokter spesialis memutuskan untuk mogok kerja. Jumlah pasien rawat inap di rumah sakit umum tersier terhitung sebanyak 21.637 orang, turun 3% dari rata-rata minggu sebelumnya.

Jumlah pasien rawat inap di semua rumah sakit umum juga mengalami penurunan sebesar 2,2%.

Menurut pemerintah, meskipun jumlah kunjungan pasien sakit parah dan gawat darurat meningkat sebesar 3,3% dibandingkan jumlah rata-rata minggu lalu, 97% dari 408 ruang gawat darurat tetap beroperasi tanpa mengurangi ranjang pasien. 

Hingga kini konflik antara komunitas medis dan pemerintah terkait peningkatan kuota mahasiswa baru fakultas kedokteran belum menemukan jalan tengah, dan permohonan cuti kuliah massal mahasiswa kedokteran masih terus meningkat.

Jumlah kumulatif permohonan cuti kuliah mahasiswa kedoteran hingga kini mencapai 10.401 kasus.

Setelah menunda konferensi pers bersama, Asosiasi Dokter Korea dijadwalkan untuk menyampaikan pernyataan mereka setelah berlangsungnya pemilihan umum legislatif. Pihaknya diperkirakan akan menekankan permintaan yang telah ada.