Sehubungan dengan hasil pemilihan umum ke-22 yang didominasi oleh partai oposisi, Presiden Yoon Suk Yeol berjanji akan berkomunikasi secara aktif dan mendengarkan sentimen publik dengan terbuka dan rendah hati.

Di dalam sidang kabinet hari Selasa(16/4), Presiden Yoon mengatakan bahwa dirinya menerima sentimen publik yang diungkapkan di dalam pemilihan umum kali ini dengan rendah hati.

Menurut Yoon, walau terus berupaya untuk memimpin dengan mempertimbangkan kepentingan nasional selama dua tahun sejak dilantik sebagai Presiden, dia gagal memadai keinginan masyarakat. 

Yoon menjelaskan bahwa dia tidak akan menghentikan reformasi struktur untuk masa depan Korea Selatan di bidang perekrutan tenaga kerja, pendidikan, pensiun nasional dan reformasi dunia medis. Yoon juga akan mendengarkan pandangan yang rasional berbasis kerja sama dengan parlemen baru yang akan dilantik akhir bulan Mei mendatang. 

Dalam sidang tersebut Presiden Yoon juga mengungkit konflik Iran-Israel. Menurutnya, ketidakstabilan di wilayah Timur Tengah yang berhubungan langsung dengan kenaikan harga minyak bumi dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi dan jaringan pasokan global. 

Memperingati genap 10 tahun tragedi feri Sewol, Presiden Yoon mengungkapkan bahwa tragedi yang terjadi 10 tahun lalu tersebut masih terasa nyata hingga sekarang.

Yoon mendoakan ketenangan arwah para korban dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.