Perusahaan Tenaga Hidrogen dan Nuklir Korea (KHNP) menyatakan bahwa pihaknya mulai melakukan kegiatan untuk menghilangkan zat radioaktif di dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Kori 1 untuk menimimalkan dampak radioaktif saat pembongkaran. 

Hal tersebut sangat dibutuhkan karena setelah itu, izin pembongkaran akan dikeluarkan oleh Komisi Keamanan dan Keselamatan Nuklir Korea (NSSC).

Melalui kegiatan itu KHNP akan menurunkan volume zat radioaktif dari fasilitas, dimana pencemaran radiasi diperkirakan masih sangat serius seperti sistem pendingin reaktor nuklir, sistem pengontrolan kimia, dan lainnya hingga menyentuh sepertigapuluh dengan menggunakan bahan kimia. 

Seorang pejabat KHNP mengatakan bahwa, jika volume zat radioaktif berhasil diturunkan ke kisaran sepertigapuluh dari saat ini, maka tidak ada masalah dalam kegiatan pembongkaran PLTN. 

Setelah izin pembongkaran dikeluarkan oleh NSSC, sisa bahan bakar nuklir akan lebih dulu dikeluarkan, dan kemudian kegiatan pembongkaran dilaksanakan secara bertahap. 

KHNP menyatakan bahwa pada umumnya kegiatan pembongkaran PLTN di luar negeri disempurnakan dalam waktu 7 atau 8 tahun, namun waktu pembongkaran PLTN Kori 1 belum dapat dipastikan karena masalah pembangunan tempat penyimpanan sementara sisa bahan bakar nuklir belum rampung.

PLTN Kori 1 merupakan PLTN pertama Korea Selatan yang dioperasikan sejak tangal 29 April tahun 1978 lalu, dimana persiapan pembongkaran dilaksanakan setelah pengoperasiannya dihentikan pada tanggal 18 Juni tahun 2017 lalu.