Lebih dari 7 tahun telah berlalu sejak bencana tenggelamnya Kapal Feri Sewol yang hingga kini masih meninggalkan pekerjaan rumah bagi masyarakat Korea Selatan mengenai 'keselamatan', selain juga meninggalkan kepedihan yang luar biasa.

Jalur laut antara Incheon dan Pulau Jejudo yang terputus sejak saat itu, kini telah kembali dibuka.

Kapal besar yang bersandar di Pelabuhan Incheon dapat mengangkut sebanyak 800 orang penumpang dan hingga 400 buah mobil.

Kapal itu akan berlayar tiga kali seminggu mulai hari Jumat (10/12) besok.

Kepala Urusan Maritim dan Perikanan Wilayah Incheon, Hong Jong-wook, mengatakan pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga keselamatan pelayaran dengan melakukan pemeriksaan keselamatan, pendidikan dan pelatihan awak kapal, dan sebagainya.

Rute laut di Jindo-gun, Provinsi Jeolla Selatan, tempat tenggelamnya Kapal Feri Sewol, adalah jalan pintas, tetapi memiliki arus yang kencang dan kuat.

Kapal baru tersebut akan menghindari jalur air ini demi keselamatan dan mengambil rute lain yang memakan waktu 20 menit lebih lama.

Salah satu penyebab insiden tenggelamnya kapal feri Sewol adalah kelebihan muatan yang melampaui ketentuan.

Sedangkan kapal baru ini dapat menghitung berat muatan secara real time berdasarkan posisi kapal, dengan menentukan apakah kapal akan kembali ke posisi semula saat dimiringkan. 

Ketua Tim Pengembangan Teknologi Informasi Asosiasi Transportai Air Korea menerangkan bahwa kapal dapat mengonfirmasi apakah kondisi terbaiknya dipertahankan atau tidak dengan melihat status muatan kargo dan sistemnya, lalu memerintahkan perubahan kepada awak kapal jika diperlukan.

Kapal baru tersebut bersiap untuk memulai pelayaran di jalur laut di mana kecelakaan pernah terjadi, dengan menjadikan keselamatan sebagai prioritas utamanya.