Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Ekonomi

'Purple Collar'

#Istilah Ekonomi Minggu Ini l 2019-04-01

© Getty Images Bank

Sejalan dengan sistem kerja fleksibel, banyak yang menaruh perhatian pada 'purple collar' yang menjadi tren baru. Purple collar berarti bentuk kerja yang mengatur jam kerja, tempat kerja, dan lainnya secara fleksibel untuk harmonisasi antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. 


Biasanya, kita menyebutkan buruh di bidang manufaktur sebagai 'blue collar' dan karyawan di kantor sebagai 'white collar.' Seperti halnya, 'purple collar' muncul melalui penggabungan warna merah yang melambangkan perempuan dan warna biru yang melambangkan laki-laki. 


Seperti warna ungu yang mencampurkan warna biru dan merah, purple collar yang mementingkan harmonisasi antara pekerjaan dan urusan rumah tangga, dapat bekerja di waktu yang mereka inginkan namun stabilitas kerja tetap terjaga dengan pekerja tetap. 


Bentuk kerja kaum 'purple collar' adalah sistem kerja fleksibel, sehingga mereka dapat memilih waktu kerja tertentu, atau tempat kerja seperti di rumah. Sejalan dengan penerapan sistem 52 jam kerja seminggu dan ‘work-life balance’ (keseimbangan hidup dan pekerjaan), bentuk kerja kaum 'purple collar' mendapat banyak sorotan. Perusahaan juga menerapkan bentuk kerja seperti ini untuk mencegah terputusnya karir kalangan wanita yang berkemampuan tinggi. Kita perlu menyoroti bagaimana penyebarluasan 'purple collar' dapat mengubah budaya di perusahaan di masa depan. 

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >