Kim Byung-su adalah seorang pembunuh. Itulah yang dia tulis dalam jurnalnya. Pertama kali dia melakukan pembunuhan adalah saat berusia remaja terhadap sang ayah yang sering memukulinya dan berbuat kekerasan terhadap ibu dan kakaknya. Hingga suatu malam, Byung-su tak tahan lagi dan memutuskan untuk membungkam sang ayah untuk selamanya. Melakukan pembunuhan pertamanya itu, Byung-su mengalami ketakutan setengah mati. Namun setelah beberapa hari tak terjadi apa-apa, ketakutannya pun sirna dan berubah menjadi lega. Dia bersama ibu dan kakaknya pun hidup dengan damai.

Sejak saat itu, Byung-su merasa bahwa terkadang pembunuhan itu memang diperlukan. Dunia ini sudah sesak hal-hal yang buruk, terutama sesak akan orang-orang jahat yang keji dan tega berbuat semena-mena terhadap sesamanya.

Hingga sekitar 17 tahun lalu, setelah mengalami kecelakaan mobil, Byung-su pun memutuskan untuk berhenti membunuh demi merawat sang anak perempuannya yang mulai beranjak besar. Dia pun menyadari bahwa merawat seorang anak perempuan yang dia sayangi ternyata membutuhkan usaha 10 kali lebih besar daripada pembunuhan yang selama ini dia lakukan. Tak hanya itu, karena alzaimer yang dia derita, ingatannya pun semakin memudar. Beruntung sang anak perempuannya yang selalu memperhatikan dirinya itu memberikan sebuah alat perekam suara untuk menjadi memo sehari-hari bagi sang ayah.