Awal bulan ini, Kim Na-young, ketua Asosiasi Penceramah untuk persiapan unifikasi, diangkat sebagai kepala sub-komite Pendidikan di perhimpunan penceramah Korea Selatan.

Kim Na-young kabur dari Korea Utara pada tahun 1998 dan masuk ke Korea Selatan tahun 2008. Dia bermukim di sini dengan melakukan bisnis bersama suaminya. Setelah insiden penenggelaman kapal angkatan laut Korea Selatan Cheonan dan penembakan artileri Korea Utara ke pulau Yonpyeong tahun 2010, maka dia memutuskan untuk membantu penduduk Korea Selatan mempelajari Korea Utara secara benar. Itulah sebabnya mengapa ia menjadi penceramah. Topik-topiknya sangat bervariasi, dari masalah keamanan ke isu tentang berbagai aspek sosial. Hingga tahun 2016, Kim telah 2 ribu kali memberikan ceramah kepada orang-orang di seluruh lapisan masyarakat, termasuk serdadu, pelajar, ibu rumah tangga dan lansia. Dalam ceramahnya, dia membandingkan dan menganalisis sosialisme dan demokrasi liberal yang sudah dia alami sendiri. Ceramahnya dianggap berkontribusi dalam membuat konsensus masyarakat yang diperlukan untuk menciptakan unifikasi, dan hasilnya dia memperoleh gelar ‘penceramah top di Korea Selatan’. Didorong oleh pencapaiannya, dia meluncurkan Asosiasi Penceramah Top untuk persiapan unifikasi yang terdiri dari para penceramah pengungsi Korea Utara di tahun 2015.

Kim sedang melanjutkan studi doktoralnya untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan profesional. Dia berharap akan bekerja sebagai seorang penceramah bahkan setelah Korea bersatu. Jadi dia bisa berkontribusi untuk menyatukan orang-orang di dua Korea, yang pernah tinggal dalam sistem yang berbeda dalam waktu yang lama, dan membantu mereka lebih baik berkomunikasi satu sama lain.