Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara meluncurkan rudal jelajah di wilayah Laut Barat pada pukul 07.00 pagi hari Selasa (30/01). 

Peluncuran tersebut dilakukan hanya dalam dua hari setelah peluncuran rudal jelajah dari kapal selam ke Laut Barat selain peluncuran rudal jelajah tanggal 24 Januari lalu. 

Jarak jangkauan misil yang terdeteksi oleh militer Korea Selatan mencapai 1.500 hingga 2.000 km.

Pada tahun lalu, Korea Utara pernah mengklaim bahwa mereka menetapkan jarak jangkauan sejauh 1.500 hingga 1.800 km ketika meluncurkan rudal jelajah 'Hwasal-1' dan 'Hwasal-2'. 

Militer Korea Selatan menyatakan bahwa misil kali ini terbang dengan jarak normal dan uji coba tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja misil. 

Sebelumnya, Korea Utara menuntut bahwa rudal jelajah yang diluncurkan pada hari Minggu (28/01) adalah 'Pulhwasal-3-31' yang diluncurkan dari kapal selam, serta menargetkan sasaran dengan tepat setelah terbang selama lebih dua jam. 

Namun, otoritas militer Korea Selatan mengatakan bahwa jarak jangkauan yang sebenarnya adalah lebih pendek dan pengumuman Korea Utara dinilai berlebihan. 

Sementara itu, rudal jelajah sulit untuk dideteksi dan dicegat karena dapat menghindar dari radar dengan terbang di ketinggian yang rendah, walaupun kecepatan lebih lambat daripada rudal balistik.