Setelah air disalurkan dari bendungan air yang dikembangkan dengan air dari bawah tanah, ladang di wilayah gersang di bagian timur, El Salvador, Amerika Selatan, mulai hidup. 

Sebelumnya, para penduduk setempat tidak bisa melihat sayur-sayuran pada musim panas yang sangat kering, namun kini mereka dapat menikmati tomat dan ketimun sepuas-puasnya. 

Seorang penduduk dari El Salvador mengatakan, "Hal-hal yang kita lihat sekarang sangat bermanfaat bagi kami. Di masa lalu, kami harus menjual jagung untuk membeli tomat, namun sekarang tidak perlu lagi."

Hal tersebut berkat 'Proyek Tanggapan Krisis Pangan' yang telah dilakukan selama 4 tahun sejak tahun 2017 oleh KOICA dan organisasi mitranya untuk memberikan pengetahuan pertanian yang sesuai dengan perubahaan iklim kepada para penduduk.

Seorang pejabat KOICA di El Salvador, Yoon Ji-hyun, mengatakan, "Keamanan pangan merupakan masalah yang sangat penting, namun sekarang terasa lebih penting lagi akibat pandemi COVID-19."

KOICA telah mendapat sertifikasi sebagai 'badan pelaksana' dari dewan direktur Dana Iklim Hijau (GCF). 

Seorang pejabat GCF, Carolina, mengatakan, "Jika proposal disetujui, maka 'badan pelaksana' seperti KOICA mendukung pengimplementasian proyek untuk menanggapi krisis seperti itu." 

Sertifikasi tersebut dapat diartikan bahwa KOICA telah berkembang sebagai lembaga kerja sama global yang memiliki standar internasional.

Kepala Direktur KOICA, Son Hyuk-sang, mengatakan, “Pengakuan GCF atas KOICA tersebut merupakan titik balik bagi Korea Selatan untuk menyesuaikan diri pada perubahaan iklim dan mengambil bagian dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.”

Jumlah dana untuk proyek perubahaan iklim di seluruh dunia yang ditangani oleh GCF meningkat menjadi 37 triliun won, dan KOICA berencana akan memperluas proyek New Deal hijau di negara-negara berkembang.