ⓒYONHAP News

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir tahun ini. Haley adalah tokoh yang menangani sanksi PBB terhadap Korea Utara. Oleh karena itu, banyak pihak yang memperhatikan bagaimana rencana tersebut membuat pemerintah Washington mengubah kebijakan atas sanksi terhadap Korea Utara.

Nikki Haley menduduki jabatan sebagai Dubes AS untuk PBB pada Januari tahun lalu. Dalam masa jabatannya selama dua tahun, dia memimpin pengadopsian resolusi sanksi Dewan Keamanan PBB kepada Korea Utara selama empat kali. PBB pada September tahun lalu mengeluarkan resolusi nomor 2375 sebagai sanksi atas uji coba nuklir keenam Korea Utara dengan bentuk pembatasan distribusi minyak bumi kepada Korea Utara. Pada akhir tahun lalu, Haley menghasilkan pengadopsian resolusi sanksi terkuat nomor 2397 sebagai balasan peluncuran rudal ICBM Korea Utara 'Hwasong-15.‘ Oleh karena itu, sosok Nikki Haley dikenal cukup berperan dalam memimpin kebijakan pemerintahaan Trump untuk memberi 'tekanan maksimal' kepada Korea Utara.

Pemerintahaan Trump mengapresiasi pengadopsian resolusi nomor 2397 yang menyeret Korea Utara ke meja dialog. Resolusi tersebut melarang distribusi minyak bumi ke Korea Utara dan membatasi distribusi minyak esensial.

Dubes Haley menyatakan pihaknya mengundurkan diri atas inisiatif pribadi, namun muncul dugaan bahwa hal itu terjadi karena posisi politiknya menjadi lebih sempit. Ketika AS dan Korea Utara pada tahun lalu terlibat konflik, Haley memiliki peran yang lebih menonjol. Namun setelah Menteri Mike Pompeo secara langsung berdialog dengan Korea Utara, posisinya menjadi melemah. Pengunduran diri sosok Haley kemudian menjadi salah satu pertanda perubahaan situasi politik di Semenanjung Korea. Banyak pihak yang memperhatikan bagaimana perubahaan yang terjadi pada sanksi terhadap Korea Utara setelah ia mengundurkan diri.